Mohon tunggu...
Hanum Savira
Hanum Savira Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PIAUD UIN Malang

Mahasiswa di salah satu universitas Malang. Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim. Jurusan PIAUD '17

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa yang Akan Anda Lakukan Jika Anak Dipukul Temannya

10 November 2019   05:20 Diperbarui: 10 November 2019   05:17 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi anak usia dini berteman dan bermain adalah kegembiraan tersendiri bagi mereka. Berkumpul dan bermain bersama serta menebarkan keceriaan secara bersamaan. Namun bukankah berarti mereka tidak akan bertengkar? Bukankah berarti mereka tidak akan berebut mainan? Atau bahkan mereka juga akan berebut makanan?Sebagai guru atau orang tua tentunya harus mengetahui dan menangani dengan tepat dengan perilaku tersebut. Baik kepada anak yang aktif, pasif, maupun yang lainnya. Karena anak usia dini yang belum mampu menahan amarahnya juga belum paham apa dampak dari perbuatannya.

Jika anda sebagai orang tua atau guru menyarankan agar anak anda diam saja : artinya anda mengajarkan kepada anak anda agar membenarkan kekerasan dan perilaku yang keliru terhadap anak. Selain itu jika anda hanya mengajarkan diam dalam artian anda juga mendukung perilaku anak dalam memukul temannya. Dengan demikian dikemudian hari anak akan berfikir bahwasannya perilaku anak lain yg dilakukan terhadap dirinya adalah layak dan tidak apa-apa.

Namun jika anda mengajari kepada anak untuk membalas maka : artinya anda akan memberi pelajaran kepada anak dengan kekerasan. Sebenarnya hal ini boleh-boleh saja sebagai acuan bahwa dipukul itu sakit, ketika anak membalas maka anak juga akan merasakan bahwasannya dipukul itu sakit. Akan tetapi hal ini tidak dapat dilakukan secara terus menerus, karena hal iki akam membawa dampak buruk bagi anak. Misalnya dia akan terbiasa memukul temannya dan dikemudian hari dia akan menggunakan cara yang sama untuk mencapai tujuannya.

Lalu harus bagaimana? Apa cara yang tepat untuk mengani hal tersebut?
1. Jika anak mengadu kepada orang tua ketika ia selesai di pukul. Coba beri pemahaman dengan berkata "sayang coba jika kamu di pukul bilang, jangan pukul aku, sakit".

2. Beri pengertian anak, agar segera meninggalkan tempat kejadian, jika memang anak terus memukul bicarakan hal ini, jika ada disekolah bicarakan terhadap guru, jika terjadi di lingkungan rumah segera laporkan kepada orang tua. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kejadian di lain hari. Dengan catatan anak tidak melebih-lebihkan apa yang sudah terjadi ketika bercerita.

3. Selain memberi pelajaran bagi anak untuk melaporkan hal tersebut kepada orang tua maupun guru, kita sebagai pendidik juga harus melatih kemampuan anak dalam memecahkan masalah. Jadi sebagai guru maupun orang tua yang baik, jika anak melaporkan hal tersebut tanggapi dengan tenang sesuai porsi, jangan keburu-buru dalam mengambil tindakan, pahami situasinya dan tanyakan kepada anak apa yg sedang terjadi dengan tenang. Setelah itu pertemukan kedua anak tersebut dan aurung mengklarifikasi apa yg sedang terjadi. Kemudian ajaklah mereka berdua untuk meminta maaf.

4. Selain itu sebagai orang tua maupun guru juga harus menghargai keberanian anak untuk menghadapi situasi yang menantang tersebut, dan ketika anak sudah melakukan tindakan kita juga harus menghargai (meskipun anak memilih tidak membalas ketika dipukul) anda juga harus menghargai. Dengan menghargai anak maka anak akan belajar dari pengalamannya.

Memberi pembelajaran untuk saling memaafkan adalah suatu hal yang baik, karena anak sedikit demi sedikit akan belajar tentang keikhlasan dan belajar bagaimana meredakan emosi dengan baik. Dengan begitu anak akan memahami apa arti saling memaafkan dan keikhlasan.

Cara yang digunakan diatas tersebut juga akan melatih emosional anak, melatih kesabaran anak dan juga akan memberikan pengalaman yang berharga bagi anak.

Semoga bermanfaat :)
Batu, 10 november 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun