Mohon tunggu...
Hanum Savira
Hanum Savira Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PIAUD UIN Malang

Mahasiswa di salah satu universitas Malang. Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim. Jurusan PIAUD '17

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lahirnya Generasi Penakut dari Lidah Orangtua

3 November 2019   07:42 Diperbarui: 3 November 2019   08:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
therenewedfamily.com

Tak jarang anak-anak memiliki jiwa penakut, mengenal kata hantu, dan lain sebagainya. Sebenarnya perlu di ketahui bahwasannya kata-kata yang membuat anak menjadi takut berasal dari orang tua, kakak, atau orang gang berada di sekitarnya.

"Jangan kesituu gelap, nanti ada hantu! "

Sebenarnya kata-kata itu hanya di berikan orang gua agar anak tidak beranjak dari tempat duduknya, atau bahkan hanya ingin bercanda kepada anaknya. Akan tetapi secara tidak sadar, orang tua telah menanamkan sifat penakut pada anak, dan tanpa sadar pula ketika di dalam tempat gelap anak akan berkata "ada hantu" dan merasa ketakutan.

"Awas nanti di suntik pak dokter kalo tidak mau makan" atau "awas nanti ayam mu mati jika tidak mau malan"

Tujuan kata-kata tersebut menurut orang tua adalah salah satu cara agar anak nurut, diam, dan mau makan. Nah akan tetapi faktanya hal tersebut akan semakin membuat anak takut kepada dokter, takut jika bertemu dokter, dan juga bisa jadi akan menangis histeris ketika dibawa ke dokter. Juga ketika anak mempunyai ayam, akan takut jika ayamnya mati. Dan anak akan percaya bahwa ayamnya akan mati jika ia tidak makan. Maka ketika dia bertemu dengan ayam mati dia akan berkata "ini mati karena pemiliknya tidak mau makan", hal tersebut akan mendoktrin pikiran anak dan akan menjadi pengingat bagi anak.

Selain sifat penakut terkadang tanpa sadar orang disekitar maupun orang tua melakukan body shimming kepada anaknya. Seperti contoh,

"Kulitmu hitam, hidungmu pesek"

Nah kata-kata yang termasuk merendahkan anak atau bisa juga dengan cara membandingkan anak satu dengan yang lain, adalah salah satu bentuk mendidik anak agar minder dan tidak pecaya diri. Jangankan anak, orang dewasa saja jika di kata jelek, pesek, gemuk, dan lain sebagainya akan merasa tidak percaya diri. Apa lagi anak. Nah oleh karena itu dijaga perkataan sebagai orang yang lebih dewasa agar menghargai anak, dan selalu mensupport.

Hallo bundaa, perlu di ketahui bahwasannya sifat penakut dan minder sangat menghambat dalam kemajuan dan keberhasilan anak, itulah mengapa sebabnya Rasulullah SAW sering memanjatkan doa yang artinya :

"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka cita, lemah dan malas, pengecut dan kikir, dan terlilit hutang serta dikuasai musuh" (HR. BUKHARI : 5892)

Dengan begitu jelas bahwasannya dalam mendidik anak harus benar-benar hati-hati, karena anak akan jauh lebih mudah menangkap hal baru di bandingkan orang dewasa. Jika kami secara tidak sadar mengenalkan anak dengan kata-kata di atas, maka tampa sadar pula kamu telah menanamkan sifat penakut dan minder kepada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun