Mohon tunggu...
Hanum Kurnia Riska
Hanum Kurnia Riska Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Holding my words to stand up for myself.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Adab Sebelum Ilmu dalam Kitab Karangan Syeikh Az-Zarnuji

2 April 2020   14:43 Diperbarui: 2 April 2020   17:25 2633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstraksi : Pendidikan merupakan suatu hal yang tak asing dibicarakan dimana-mana. Dan tidak asing lagi di telinga kita tentang tujuan pendidikan yaitu untuk memanusiakan manusia. Namun pendidikan yang kita kenal selama ini sangatlah identik dengan suatu lembaga yang disebut dengan sekolah. Namun pendidikan pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Salah satu tempat untuk pendidikan selain sekolah adalah pesantren.

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki banyak pesantren did dalamnya. Di dalam pesantren, peserta didik diberi bimbingan dan pelajaran mengenai ilmu agama dan juga ilmu-ilmu lain yang dapat berguna bagi kehidupan. Salah satu media yang digunakan adalah kitab. Kitab yang telah banyak digunakan di pesantren-pesantren salah satunya adalah kitab Ta'limul Muta'alim. Kitab ini mencakup adab yang harus diketahui sebelum mencari ilmu. Banyak peserta didik di pesantren atau orang-orang umum yang mengetahui tentang kitab Ta'limul Muta'alim namun sedikit dari mereka yang mengetahui tentang si pencipta kitab ini.


Kata kunci : Biografi, pendidikan,  ilmu, adab.

Dikenal sebagai seorang Syekh Az-Zarnuji, beliau memiliki nama lengkap Syaih Al-Nu'man bin Ibrahim bin Ismail bin Khalil Az-Zarnuji sesuai dengan yang tertera pada sampul buku Az-Zarnuji. Abd Al-Qadir Ahmad menyatakan bahwa Az-Zardmuji berasal dari suatu daerah yang saat ini disebut atau dikenal sebagai Afganistan. 

Hingga saat ini belum ada kepastian mengenai tanggal kelahiran Az-Zarnuji, sedangkan mengenai waktu wafatnya, terdapat dua pendapat. Pendapat pertama yaitu bahwa beliau wafat pada tahun 591 Hijriah atau 1195 Masehi. Pendapat kedua yaitu bahwa Az-Zarnuji wafat pada tahun 840 Hijriah atau 1234 Masehi.

Dikenal dengan pengarang kitab Ta'lim Muta'alim yang banyak digunakan pesantren-pesantren, beliau juga memiliki karya-karya lain yang namun sayangnya dinyatakan menghilang dan karya yang masih tersisa keberadaannya adalah kitab Ta'lim Muta'alim yang membahas tentang adab sebelum ilmu. Kitab Ta'limul Muta'alim telah dicetak sekaligus diterjemahkan dan tersebar  di berbagai Negara baik di barat maupun ditimur. Kitab Ta'lim Muta'alim ini adalah sebuah kitab yang banyak digunakan dipesanter-pesantren bahkan sampai dijadikan bahan pokok ajaran dan dibaca sebelum kitab-kitab lain. Dalam buku atau kitab ini akan dibimbing tentang bagaimana cerita yang baik. Dan kitab ini mencakup pemikiran-pemikiran Syeikh Az-zarnuji mengenai pendidikan Islam.

Yang pertama ialah mengenai hakekat ilmu. Ilmu sendiri berasal dari bahasa arab yaitu 'ilm dimana terdapat tiga huruf yaitu 'ain, lam, dan mim. Huruf pertama yaitu 'ain membentuk seperti mulut terbuka yang menggambarkan kehausan manusia akan ilmu-ilmu atau pengetahuan. Huruf kedua yaitu lam yang berbentuk garis panjang menjulang tinggi menggambarkan mencari ilmu merupakan suatu hal yang tidak terbatas usia. Huruf yang terakhir yaitu mim yang bentuknya menjulur kebawah dan seperti orang yang sedang menunduk. Hukum mencari ilmu ialah wajib, Sedangkan hajat manusia akan ilmu pengetahuan didasari oleh dua hal yaitu yang pertama, ilmu sendiri merupakan petunjuk bagi manusia disegala sektor maupun aspek. Yang kedua, ilmu merupakan suatu alat atau kebutuhan yang membantu dalam mempermudah kehidupan manusia.

Yang kedua adalah niat, niat sendiri berarti suatu keinginan dan komitmen untuk mengerjakan sesuatu. Segala sesuatu diawali dengan niat termasuk ketika hendak mencari ilmu. Niat tidak selalu berbentuk lisan, namun tanpa mengucapkannya pun pasti niat tersebut sudah tertanam pada benak kita.

Yang ketiga adalah cara memilih ilmu, guru, dan teman. Seperti halnya segala sesuatu di dunia ini memiliki lawan seperti hitam dengan putih. Ilmu sendiri ada yang baik dan ada yang buruk. Ilmu yang diwajibkan bagi manusia untuk dicari dan dipelajari adalah ilmu agama dan ilmu yang mendatangkan kebaikan bagi seluruh makhluk hidup seperti ilmu bertani atau bercocok tanam. Adapun ilmu yang haram dipelajari adalah ilmu-ilmu yang merugikan manusia seperti ilmu guna-guna atau santet, ilmu untuk mendapatkan uang melalui tuyul, dan lain sebagainya. Bahkan mencuri atau merampok pun ada ilmunya. Mengenai Guru, hendaknya memilih guru yang lebih alim, waro' dan yang lebih tua usianya. Sosok yang luhur budinya, sabar hatinya dan baik tutur katanya. Begitupula dengan teman, pilihlah teman yang dapat membawa seorang individu menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dewasa, lebih bijaksana, bertutur kata yang baik, tidak pemalas. Karena pertemanan akan mempengaruhi bagaimana karakter seseorang akan tumbuh.

Yang keempat adalah cara menghormati ilmu dan guru. Dalam menghargai ilmu yang bermedia buku atau kitab, hendaknya pencari ilmu menjaga kedua benda tersebut agar selalu terjaga dan tidak hilang selembarpun apa yang tertulis di dalamnya. Mengamalkan dan mengaplikasikan ke dalam kehidupan kita juga merupakan upaya dalam menghormati ilmu. Sedari kecil sebagai seorang muslim, telah diberi pandangan bahwa guru adalah orang tua kedua dan henaknya untuk menghormati mereka. Mereka adalah pembawa ilmu bagi penuntut ilmu. Setiap katanya dalah suatu hal yang akan memberikan petunjuk dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Seorang muslim juga diajari untuk tidak berbuat buruk kepada orang tua kare ridho Allah bergantung kepada ridho orang tua.

Yang kelima adalah Kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-cita yang luhur. Kesungguhan sendiri berarti seseorang mempunyai tekat untuk melakukan sesuatu dan akan berpegang teguh pada pedoman untuk tidak menyerah sebelum ia mendapatkan apa yang menjadi tujuannya dalam suatu perjalanan. Dalam berproses harus banyak bersabar dan tidak menyerah. Beristiqomah adalah hal yang penting. Ada kalanya rasa lelah menghampiri namun jangan berhenti. Ada kalanya diri terjatuh namun tetap lanjutkan. Istirahatlah namun jangan keluar untuk mencapai cita-cita yang luhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun