Mohon tunggu...
Hantu Pena
Hantu Pena Mohon Tunggu... -

sedang mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan pena perindu

20 November 2011   13:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Termenung dlm ruang beku Disudut rindu ku bertanya tanya tentangmu Yang seakan lenyap Hilang rimbun sepi Wahai sang perindu Sejangkal,dptkh aku mendekat? Remang itu smakin pudar, lembar demi lembar Di padang nyerh yang menghampar Berujung sepi menuai sedih, pangkal dari segala pedih Dalam dekapan sunyi aku menantimu Candamu, tawamu, senyummu tikam jantungku Mungkin kau biasa, seperti mentari menyapa di kala pagi Bagimu aku tak ada arti. Tapi hilangmu berikan pilu Jalanku semakin buntu, dalam kelu kepeluk rindu Karena tiada peta tuk menyapa, patah pena hilanglah garis garisnya Oooh Tuhan... Hapuslah rindu ini Sirnakanah suka ini Biar siksaku lenyap Karna cinta kasih tak dapat, merapat, retak biduk di ombang ombing badai rindu Hentikalah rasaku dibukit ketuju, memendam semua cerita tentangmu Rabunkan mataku, agar wujudnya tak membius mata Sakiti aku Lenakan aku Biar kebencian tertanam di hati Bukan maksud buatmu berdosa Karena kuingin hilang rasa Semua rasa, asa yang menyiksa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun