Pengertian Paradoks menurut kamus besar bahasa Indonesia online adalah “pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi pada kenyataannya mengandung suatu kebenaran.” (http://kbbi.web.id/paradoks)
Sedangkan Golput adalah istilah yang tercipta pada tahun 1971, disaat rezim Soeharto memanfaatkan militer untuk menekan rakyat agar memilih satu partai tertentu (warna kuning gambar pohon beringin yang dulunya kaga mau ngaku sebagai partai). Golput adalah tindakan protes Arief Budiman dkk yang mencoblos kertas suara dibagian putih diluar gambar partai, sehingga surat suara tersebut dianggap tidak sah.
Salah satu alasan seseorang melakukan Golput adalah karena sikap dan perasaan apatis melihat selama ini selalu penipu dan penipu saja yang terpilih, dan melihat meratanya kasus korupsi dan cacat mental dalam hukum pada anggota tiap partai, sehingga mereka yang golput ini merasa percuma untuk memilih pun tidak akan merubah keadaan negeri terlebih lagi keadaan pribadi dan keluarganya. Yang berubah adalah kehidupan pribadi mereka yang terpilih. Punya simpanan penyanyi dangdut disana sini, selingkuhan, kawin lagi, mobil mewah, kinerja tekor, molor, nonton bokep, rekaman adegan aha aha, kadang kadang pakai oho oho juga. Dan yang bikin pelaku golput ini sangat kesal adalah di Pemilu selanjutnya mereka ini kaga tau malu ikutan nyaleg lagi… Bangga kaga lu???
Sekarang semua media cetak dan media tayang gembar gembor seolah olah berjuang agar tidak banyak lagi yang golput, dengan alasan bahwa kita semua bertanggung jawab untuk kelangsungan demokrasi negeri dan bangsa ini. Disinilah timbul paradoks.
- Mereka yang teriak teriak jangan golput beranggapan bahwa suara golput bisa memperbaiki negeri ini. Tapi tidak dijelaskan dengan cara apa dan bagaimana mereka yang selama ini tidak golput memperbaiki negeri dan bangsa ini.
- Katanya golput sama saja memberikan keleluasaan seseorang yang buruk untuk menjadi pemimpin, tapi tidak disebutkan apabila 100% tidak ada yang golput dan akhir hasil pemungutan suara ternyata juga tetap saja menghasilkan pemimpin yang buruk, lalu mereka yang tidak golput tersebut mau bilang apa? Memperbaiki negeri, bangsa dan demokrasi dengan cara yang bagaimana pula?
- Golput kemudian disebut cerminan sikap ingin gaya gayaan, jagoan, dan dosa. Tapi mereka yang selama ini tidak golput pun secara sadar dan tidak sadar justru lebih gaya gayaan, sok jagoan, dan hebatnya lagi tanpa dosa saat pilihannya suatu saat kelak nanti terlibat KORUPSI.
- Katanya tolak Golput demi Indonesia yang lebih baik?? Hahaha… Gak ada hubungannya Indonesia yang lebih baik dengan tolak Golput. Mau tau alasannya mengapa saya berpikir demikian? Karena belum tentu yang golput ini akan benar dan tepat pilihannya sehingga menjadikan Indonesia lebih baik. Terlebih lagi karena mereka memilih untuk golput karena menyadari tidak ada yang bisa menjadi sandaran agar kelak menjadi Indonesia lebih baik.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Napoleon Bonaparte bahwa “Negara bisa rusak bukan karena jahatnya orang jahat melainkan diamnya orang baik”
Jadi kalo mau Indonesia yang lebih baik lagi tuh bukannya tolak golput atau melarang golput apalagi nakut nakutin pake pidana kayak orang goblok.
Tapi bikin orang baik itu jangan diam saja melihat pejabat korupsi, jangan diam saja melihat ada aparat menta duit pinggir jalan, jangan diam saja melihat partai berdusta dan ingkar janji, jangan diam saja dan terima dibohongi, ditipu, diperdaya, dimanfaatkan, diiming-imingi, dijanjikan kerja 100 hari tapi pas dipertanyakan malah berdalih ada 100 hari kedua, ketiga dst… Jangan diam saja!!! Hancurkan semua jahatnya orang jahat ini!!!
Ini orang yang nakut nakutin pidana buat orang yang golput pasti ada maksud lain kedepannya. Bukan sebagai individu peduli bangsa, tapi agar diangkat jadi Juru Bicara kepresidenan suatu saat oleh partai yang menang Pemilu. Ngaku aje deh lu cong…Sok galak beud lu.
Takut banget ama golput yak?
UU Nomor 8 Tahun 2012 pasal 308, yang menyatakan mengancam dengan pidana siapapun yang dengan sengaja menggunakan kekerasan dan atau menghalangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih, melakukan kegiatan yang menimbulkan gangguan ketertiban dan ketentraman pelaksanaan pemungutan suara, atau menggagalkan pemungutan suara.
Nahh…Kemungkinan sih ini nih yang mendasari pemahaman tindakan mengajak golput bisa dipidanakan.
Kalau mau tegas, harusnya semua pemerintahan bertanggung jawab untuk dipidanakan apabila ada salah satu warganya yang tidak terdaftar sebagai pemilih tetap atau apabila ada salah satu warga yang tidak mendapatkan surat undangan untuk memilih di TPS.
Apapun alasannya Pemilu bukan pesta rakyat, melainkan acara sakral pemungutan suara dengan harapan mendapatkan seseorang pemimpin yang tegas, berani, jujur, dan berbasis fikiran kerakyatan.
Dan apabila ternyata hasilnya nanti adalah pemimpin yang Korup, cengeng, dan berbasis fikiran kekayaan pribadi dan golongannya, maka jangan salahkan yang golput, tapi buktikan bacotan kalian yang tidak golput bahwa kalian benar ingin menjadikan Indonesia lebih baik lagi… Niscaya mereka yang golput akan ikut dalam barisan kalian.
Percayalah, golput hadir karena menginginkan Indonesia yang lebih baik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H