Corona...corona, atau dikenal dengan nama resminya Covid-19 yang sudah merebak sejak akhir Desember 2019 ternyata bukan hanya menganggu kesehatan dan menimbulkan kengerian dalam bentuk kematian saja, akan tetapi juga sudah memperlihatkan dampaknya pada faktor psikologis dan ekonomi secara global. Bila pada awalnya, efek pandemi ini hanya mempengaruhi sektor transportasi udara dan pariwisata di Indonesia, ternyata sekarang sudah mulai merebak ke arah sektor ekonomi lainnya.
Hal ini sudah mulai dapat dirasakan pada sektor-sektor ekonomi mikro, seperti halnya pada pedagang makanan dan ritel untuk barang-barang sekunder yang bukan menjadi kebutuhan sehari-hari termasuk pada bidang jasa. Ada teman saya berkeluh kesah mengenai sepinya pembeli barang dagangannya yang berupa tas impor.Â
Dia mengeluh karena para agennya sudah mulai mengurangi pembelian dan lebih memilih menyimpan asetnya dalam bentuk Rupiah. Terlebih lagi pemesanan barang-barang dagangan impornya juga lamban dipenuhi oleh produsennya yang notabene berada di luar negeri. Hal ini dikarenakan beberapa negara sudah menerapkan lockdown dan pengiriman juga menjadi lebih lambat dari biasanya.
Ada juga seorang Notaris yang juga berkeluh kesah karena sepinya klien yang datang, karena mereka lebih memilih menunda untuk melakukan akad perjanjiannya dan memilih berkonsultasi via telepon atau Whatsapp. Bahkan ia sudah meliburkan para pekerja magang yang bekerja di kantornya dan merencanakan untuk menutup kantornya sementara waktu.
Warung kopi yang biasanya sudah menjual habis nasi bungkusnya sebelum jam 10 pagi, ternyata masih ada yang tersisa belum laku dijual. Para Driver transportasi berbasis online juga mengeluh karena sepinya penumpang yang biasanya ramai pada hari-hari biasa sebelum merebaknya kini kadang hanya menerima sedikit orderan.
Teman-teman para pelaku bursa saham yang biasanya berkoar-koar 'profit' di status media sosialnya kini mengeluh dan bungkam menyikapi lesunya bursa saham. Akan tetapi ada juga yang memberikan masukan bahwa momen ini, adalah saat yang tepat untuk investasi di bidang perdagangan saham.Â
Bahkan ada yang sengaja memanfaatkan situasi lesu ini dengan membuat penawaran jual masker di grup Whatsapp dengan harga lumayan tinggi. Bahkan botol kosong untuk hand sanitizer pun dijual atas harga normal.
Menyikapi lesunya perekonomian saat ini, maka diperlukan sikap prihatin dan menyadari bahwa efek ini bersifat sementara. Untuk saat ini memang lebih penting menjaga kesehatan. Patuhi anjuran pemerintah dan sayangi keluarga kita dengan membiasakan cuci tangan serta mengurangi aktivitas di luar rumah.(hpx)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H