Pagi hari ditengah hiruk pikuk suara mesin, ada seorang hamba tertunduk lesu duduk di kursi kecil. Tangan kanannya memegang sebatang rokok murahan yang telah tersulut  korek api pemantik pabrikan.Â
Pikirannya kacau, dia diam dan kemudian menghisap rokoknya akan tetapi asap rokok yang masuk ke dalam paru-parunya hanya memberikan ketenangan sesaat. Tak lama, Â kembali lagi ia terpikir akan kesulitan yang dia hadapi, khawatir akan hari esok. Hari esok yang penuh tidak kepastian.
Kemudian ia mematikan rokok itu dengan menekan-nekan ujungnya di sebuah asbak lusuh yang dasarnya sudah pecah karena sering dipakai dan terjemur sinar matahari. Pikirannya masih kalut kemudian ia memutuskan berdoa untuk menyampaikan harapan kepada majikannya yaitu Tuhan.
Hari ini hamba ingin berdoa Tuhan
Semoga Engkau berkenan
Hamba mohon dengan belas kasihan
Hamba berdoa tanpa rasa arogan
Mohon agar hamba terbebas dari tekanan
Mohon agar terhindar dari amukan
Mohon agar lepas dari kejahatan
Mohon agar terelakkan dari bualan
Bila doa ini tak Engkau kabulkan
Mohon agar hamba diberi kekuatan
Bila nantinya aku berhadapan dengan setan
Bimbing aku agar tidak terjerumus kesesatan
Hamba  tidak sudi jadi mainan
Mainan para kaki tangan setan
Ijinkan hamba untuk bertahan
Bertahan setia dalam kebaikan
Mohon... mohon.. Tuhan
Surabaya, 22 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H