Manusia adalah makhluk istimewa yang Tuhan ciptakan, bahkan dari sekian ciptaan-Nya, manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Oleh karenanya, Tuhan menjadikan manusia sebagai pemimpin di muka bumi, yang ditugaskan untuk menjaga, merawat, dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan kita sebagai manusia memiliki kekurangan agar senantiasa ingat, bahwa hanya Tuhan-lah Yang Maha Sempurna di dunia ini. Jadi, apa gunanya sombong? Jika pada dasarnya setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Terkadang kita merendahkan orang lain jika pada situasi tersebut kita merasa lebih baik dan unggul. Padahal belum tentu di situasi lain juga demikian. Sebagai manusia, kita harus sadar dengan kekurangan dan keterbatasan diri, namun tidak lantas menjadikan hal tersebut sebagai pematah semangat dalam meraih sesuatu yang kita cita-citakan. Mungkin kita pernah mendengar kisah orang-orang yang hidup dalam keterbatasan finansial maupun fisik, tapi justru hal tersebut menjadikan sumber semangat yang membawanya bersinar.
Kita ambil contoh yang beberapa waktu yang lalu viral di media sosial maupun televisi, yakni Putri Ariani, gadis kelahiran Yogyakarta pada 31 Desember itu berhasil meraih juara 4 di sebuah acara yang sangat bergengsi yakni America’s Got Talent, berkat kemampuannya dalam bernyanyi walau disertai kekurangan berupa penglihatannya yang tak berfungsi, namun hal tersebut justru yang membuat sosok Putri Ariani istimewa dan luar biasa. Iya telah membuktikan pada dunia bahwa dengan kekurangan yang ia miliki tidak lantas menjadikan penghalang dalam meraih impiannya untuk menjadi bintang, bahkan dalam suatu kesempatan ia sempat mengatakan bahwa “saya tidak bisa melihat dunia nggak masalah, tapi saya ingin dunia melihat saya”.
Kisah lain juga datang dari seorang penguasa sukses pendiri CT Corp yang menaungi beberapa perusahaan besar seperti Trans Corp, Bank Mega, jaringan supermarket, dan lainnya. Siapa yang menyangka bahwa dulunya ia adalah seorang yang hidup dalam keluarga dengan kesulitan ekonomi yang parah. Bahkan, saking miskinnya, Chairul Tanjung pernah bercerita bahwa ia nyaris tidak mampu membayar zakat fitrah yang nilainya hanya setara 3,5 kg beras.
Namun, walau begitu, kondisi tersebut tidak menjadikan ia menyerah dengan keadaan, justru kekurangan yang ia miliki menjadi sumber kekuatan dan motivasi kuat untuk mengubah keadaan demi meraih kesuksesan yang kini menjadikannya salah satu orang terkaya di Indonesia. Sungguh luar biasa bukan?
Dua sosok di atas mungkin berbeda keadaan dengan kita, tapi kisah tersebut menjadi contoh nyata bahwa apapun kekurangan kita miliki tidak lantas menjadikan penghalang dalam meraih cita-cita dan impian, justru hal tersebut dijadikan penyemangat dalam berproses menuju titik tujuan kita. Walaupun kita tak dapat memungkiri takdir yang telah Tuhan tetapkan, namun apakah hal tersebut dapat menjadikan kita enggan untuk berusaha dan berproses? Tentu tidak. Takdir ibarat rejeki yang harus dijemput dan diupayakan dengan cara berusaha semaksimal mungkin dengan diiringi doa, tanpa usaha, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
Ingatlah bahwa tidak ada kesuksesan yang diraih dengan hanya bersantai-santai, karena kesuksesan hanya milik orang-orang yang mau berusaha dengan sungguh-sungguh. “We're able, we're capable, and we're equal". Jadi, enggak ada lagi yang namanya batasan-batasan dan kita harus jangan menunggu kesempatan. Ciptakan kesempatan kita sendiri. Ubah insecure jadi bersyukur, kurangi overthinking, banyakin positive thinking,” ucap Putri Ariani dalam suatu kesempatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H