Mohon tunggu...
Johanes Supriyono
Johanes Supriyono Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca

Belajar Filsafat di Driyarkara, serta menikmati hidup dua tahun di Papua, membuatku mencintai Papua dan ingin mengenalnya lebih mendalam.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kokonao, di Mana Itu?

4 Mei 2012   17:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:42 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kokonao, dimana itu?" Tanya seorang teman dengan nada heran.

Kokonao, kota kecil ini, barangkali tidak cukup menarik perhatian. Di peta Papua, letaknya di pesisir selatan, di tepi Laut Arafuru. Kira-kira 100 km ke sebelah barat kota Timika.

Untuk menuju ke kota kecil ini--yang di masa Belanda sangat berperan sebagai kota pendidikan--kita mesti ke Timika lebih dulu. Dari kota ini, kita bisa ke Kokonao dengan naik pesawat atau dengan perahu bermotor.

Penerbangan Timika-Kokonao dilayani dua kali dalam seminggu dengan menggunakan pesawat kecil. Selasa dan Jumat. Tapi itupun masih belum pasti. Penerbangan bisa saja dibatalkan karena cuaca kurang bersahabat. Waktu tempuh ke Kokonao dari Timika hanya 15 menit. Oh ya, harga tiketnya 250 ribu. Dan, bagasi kita sangat dibatasi.

Sementara, perjalanan ke Kokonao lewat jalur air memerlukan waktu 3 sampai 4 jam. Waktu keberangkatan disesuaikan dengan waktu air pasang. Sebab, kalau air belum naik, beberapa titik sungai tidak bisa dilintasi. Bisa saja perjalanan dimulai pada tengah malam atau pada pagi-pagi sekali.

Perjalanan air dipilih kalau kita membawa logistik yang banyak. Kadang, kita malah harus menyewa perahu dengan harga yang lumayan mahal. Konon, ada pengusaha setempat yang menawarkan jasa antar ke Kokonao 5 juta rupiah! Wow, mahal sekali!

Alternatif yang lain: menumpang perahu para pedagang Kokonao. Ya, di Kokonao ada beberapa pedagang yang memiliki kapal sendiri. Kita bisa menumpang dan membayar sekadarnya dengan membantu bongkar muat barang.

Perjalanan sungai memberikan kemewahan tersendiri: pemandangan alam yang indah menyusuri sungai-sungai yang mengular di belantara. Jika beruntung, mata kita dimanjakan oleh tarian sepasang lumba-lumba yang sedang kawin. Biasanya di muara sungai. Nuansa alam menjadi kian surgawi oleh kicuan burung-burung yang terlindung oleh rimbunnya daun.

Di Kokonao, kita bisa memuaskan hasrat untuk menyantap ikan segar: Kakap merah, baronang, burrundi, sisir, sembilang, cakalang, dsb. Selain itu, sajian khas masyarakat setempat pun menanti: tambelo, yaitu sejenis moluska yang tinggal di batang mangrove yang tumbang. Orang Kamoro memakannya mentah-mentah. Lalu, Anda juga bisa menikmati karaka (kepiting bakau) dari ukuran medium hingga jumbo!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun