Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rayakan Kematian, Bukan Valentine Day

16 Februari 2023   06:48 Diperbarui: 16 Februari 2023   07:00 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ferdy Sambo dijatuhi vonis mati oleh majelis hakim PN Jakarta Selatan. Publik puas. Keluarga korban lega dan bersyukur. Sebagian besar masyarakat kita merayakan vonis ini. Kita semua merayakan kematian. 

Yah, banyak orang mensyukuri ketika si Ferdy Sambo akhirnya dihukum mati. Hukum berkata bahwa dia layak menerimanya sebab telah merencanakan kematian seseorang, dan sukses mewujudkannya. Mata diganti mata, nyawa Yoshua, diganti nyawa Sambo, sesuai hukum yang berlaku di era primitif?

Hukuman mati untuk Ferdy Sambo memang baru sebatas vonis hakim. Dan belum pasti bahwa yang bersangkutan akan langsung dieksekusi. Sebab jalan masih panjang dan berliku, waktunya masih lama.

Ferdy Sambo pastinya mengajukan banding. Sebab sepertinya dia mencintai hidup -- hidupnya sendiri. Dan di sini drama satu babak akan dimulai: apakah hakim kasasi akan mengabulkan permohonan ini, lalu mengoreksi vonis mati itu menjadi seumur hidup misalnya. 

Dan, katanya, ada lagi hukuman mati namun dalam taraf percobaan 10 tahun. Artinya, apabila dalam kurun waktu itu si terpidana berperilaku baik-baik saja selama di tahanan, maka kepala lapas akan mengeluarkan SKBB (surat keterangan berkelakuan baik).

Sayangnya, berkelakuan baik ini pun banyak kriterianya. Apakah dianggap baik jika misalnya selama di sel tidak suka bikin onar? Tidak jadi jagoan, yang bahkan memukuli, menganiaya, dan memaksa tahanan lain untuk memakan kotorannya? Kalau model begini memang jelas sudah tidak baik dalam pandangan umum. Tapi akan lebih heboh apabila oknum semacam ini diberikan SKBB?

Perilaku "baik" memang sulit diilustrasikan kriterianya. Bagaimana pula kalau cuma sekadar pura-pura baik? Kalau sudah keluar dari tahanan, hukuman selesai, perilaku asli atau tabiat yang sebenarnya muncul? Ini lebih runyam lagi.

Tetapi ketika kita mensyukuri vonis mati seseorang  -- yang meskipun telah melakukan suatu tindakan yang amat menyakitkan bagi kita -- apakah lantas kita pun harus merayakan kematiannya? 

Oh, menjadi sebuah ironi, ketika momen se-horor ini pun terjadinya tepat di Valentine Day, hari kasih sayang -- di mana setiap orang diharapkan me-refresh rasa sayang dan cinta kasihnya kepada semua orang, walau hanya dalam ucapan, tulisan, atau sepotong cokelat.

Selamat merayakan hari ini dengan sederhana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun