Entah dalam rangka apa, tiba-tiba Noel datang dengan suara pembelaan, bahwa Munarman tidaklah seperti yang ditudingkan. "Munarman itu bukan teroris", kata Noel dalam kesaksiannya. Noel menjadi sosok yang kontroversil, dan penuh misteri. Sebagai pendukung Jokowi, mestinya dia tidak akan punya sikap seperti itu, apalagi dengan lantang mengucapkannya di tengah publik.
Walhasil, dia pun dicopot dari kursi komisaris sebuah perusahaan negara, yang  konon dia dapatkan sebagai "jasa" atas peran utamanya menggerakkan "Joman".Â
Tapi ibarat pepatah: nasi sudah menjadi bubur, sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tidak akan percaya. Ketika dia kembali tampil dengan GP Mania-nya sudah banyak orang yang mendua hati. Tapi bukan "mendua hati" tentang Ganjar Pranowo, namun menyangkut sosok Noel yang dianggap sudah tidak "murni" lagi.
Hingga akhirnya GP Mania membubarkan diri, sebab kata mereka, tidak mungkin mendukung seseorang (Ganjar) yang belum jelas posisinya: apakah akan jadi capres 2024 atau tidak? Kalau ternyata nanti tidak diberikan mandat oleh partai, lalu untuk apa mendukungnya? Seperti itulah alasan mereka.Â
Tetapi apakah dengan bubarnya organisasi ini maka para "ganjarist" pun meleleh? Tentu tidak. Suara dukungan terhadap si Rambut Putih tetap membahana. Sebab GP Mania, bagaimana pun hanya sebuah organisasi yang tujuannya menyatukan banyak orang selaku pendukung Ganjar. Namun yang pasti, organisasi itu tidak lantas bisa mendikte orang per orang untuk ikut-ikutan meninggalkan Ganjar.
Soal bubarnya organisasi, itu hanya riak kecil. Toh masih banyak perkumpulan yang tetap setia dengan dukungannya bagi Ganjer. Noel cs bisa berlalu, dan membentuk dukungan untuk sosok lain. Tapi bisa datang "noel-noel" baru yang akan konsisten mengonsolidasikan para pendukung Ganjar, dengan nama organisasi dan bendera yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H