Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Surya Paloh Bertemu, Dengan atau Tanpa Pelukan?

27 Januari 2023   19:04 Diperbarui: 27 Januari 2023   19:24 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Paloh di Istana, Kamis 26 Januari 2023 (Foto: Kompas.com)

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Surya Paloh di Istana, kemarin Kamis sore 26 Januari 2023. Berita ini tentu saja sangat mengejutkan mengingat hubungan kedua tokoh ini mendingin, atau (memanas?) selama beberapa bulan terakhir. Penyebabnya karena Paloh yang adalah ketua umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mendeklarasikan Anies Baswedan jadi capres untuk 2024.

Soal ini mungkin tidak terlalu mengejutkan lagi, sebab di awal periode kedua Jokowi, Paloh "sengaja" mengundang Anies yang ketika itu gubernur DKI Jakarta, ke markas Nasdem. Jelas sekali bahwa Nasdem sedang mempersiapkan Anies menjadi suksesor pimpinan nasional pada Pilpres 2024.

Rencana Nasdem semakin nyata dan terang-terangan ketika dalam suatu kesempatan Paloh mengatakan bahwa di 2024 pihaknya tidak lagi sejalan dengan Jokowi. Artinya, Paloh dan mesin politiknya tidak akan lagi mendukung garis politik Jokowi. Dengan kata lain, siapa pun capres yang akan didukung Jokowi sebagai suksesornya, akan menjadi lawan politik Nasdem dan Paloh.

Jokowi tentu sangat tidak berkenan dengan keputusan ini, sebab Anies adalah antitesisnya. Hal itu sudah kelihatan dari sepak terjang Anies saat menjadi gubernur DKI Jakarta. Nyaris tak satu pun keinginan pemerintah pusat dia jalankan. Program-program gubernur sebelumnya -- dalam hal ini Ahok -- tidak diteruskan, bahkan terkesan dibiarkan supaya ada kesan mangkrak.

Ulah Anies tentu membuat Jokowi meradang, sebab bagaimanapun juga, dia bersama Ahok sudah berusaha membenahi DKI Jakarta saat keduanya menjadi gubernur/wagub (2012-2014). Semakin nyata dan terlihat upaya itu tatkala Ahok naik jadi gubernur menggantikan Jokowi yang menjadi presiden RI. Dua tahun jadi gubernur Jakarta, Ahok telah meninggalkan pondasi yang bagus dan kuat untuk dilanjutkan oleh siapapun yang menjadi gubernur selanjutnya.

Namun ternyata tidak seperti itu. Anies terkesan ogah atau gengsi meneruskan kiprah Ahok yang adalah bayangan Jokowi dalam membenahi Ibu Kota. Normalisasi sungai dan kali yang sama sekali tidak dilanjutkan oleh Anies adalah contoh nyata bahwa dirinya layak dianggap sebagai antitesis Jokowi. 

Maka wajar saja Jokowi khawatir jika negeri ini kelak dipimpin oleh sosok yang merupakan antitesisnya,  sebab nasib negeri ini akan sama dengan Jakarta setelah ditinggal Ahok/Djarot. Hasil kerja dan program-program Jokowi terancam tidak akan dilanjutkan. Seperti IKN (ibu kota negara) yang kemungkinan akan dibiarkan atau tidak lanjut sehingga "mangkrak". Yang namanya antitesis tidak akan peduli beberapa pun kerugian, atau apapun dampaknya terhadap negara dan stabilitasnya. Antitesis hanya ingin melampiaskan dendam dan sakit hatinya, tak peduli pada apapun.

Maka wajar Jokowi "tidak suka" ketika Paloh malah mendeklarasikan sosok antitesis itu untuk menggantikannya. Ketidaksukaan ini tanpa tedeng aling-aling diperlihatkan Jokowi saat Paloh hendak memeluk Jokowi ketika menghadiri acara sebuah partai politik di Jakarta, beberapa bulan silam.

Paloh memeluk Jokowi saat bertemu, memang sudah merupakan suatu pemandangan yang biasa. Itu merupakan tanda bahwa antara keduanya terjalin relasi yang sangat erat sebagai sesama nasionalis. Namun yang paling pokok adalah Surya Paloh sangat menghormati Jokowi, yang dianggap sukses besar dalam mengemban amanat rakyat, sebagai presiden RI.

Namun sayang, entah apa yang merasuki Paloh sehingga tanpa hitung-hitung dia malah membuat Jokowi sakit hati. Sikap hati ini nyata  diperlihatkan saat Jokowi "menolak" menyambut rangkulan Paloh tersebut. Peristiwa ini pun menjadi heboh, dan dianggap sebagai isyarat hubungan Jokowi - Paloh telah berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun