Setiap Imlek, ada satu kalimat yang hadir di ruang-ruang publik. Sama seperti hari-hari raya agama lain di mana ada kalimat atau kata-kata (ucapan) yang sepertinya sudah melekat dengan momen istimewa tersebut. Semisal: "Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin". Atau, "selamat hari Natal, damai di bumi, damai di surga".
Namun kalimat yang mengiringi Imlek selalu spesial dan menggetarkan sukma penulis, apabila dihayati dan direnungkan dengan dalam dan serius. Kalimat termaksud adalah: "Semoga semua makhluk berbahagia".
Semua makhluk artinya, segala ciptaan Tuhan yang hidup di dalam dunia ini. Lebih jauh lagi, yang dimaksudkan di sini tidak hanya manusia, namun juga binatang (hewan) dan tumbuh-tumbuhan. Luar biasa dan mulia sekali kalimat itu, mengandung makna atau ajakan untuk peduli, cinta dan kasih pada sesama ciptaan Tuhan, yang juga makhluk Tuhan yang Mahapencipta.
Dengan adanya semangat atau harapan agar "semua makhluk berbahagia", maka manusia tidak akan berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia, hewan atau tumbuhan sekalipun. Maka tidak akan terjadi perusakan alam atau eksploitasi berlebihan yang malah bisa merusak lingkungan.
Relasi antar-sesama manusia pun akan terjalin suatu kehidupan yang damai dilandasi cinta kasih, saling asah, asih dan asuh, apapun latar belakang suku bangsa ras, agama dan keyakinannya.
"Semoga semua makhluk berbahagia", makna dan keagungannya jelas lebih luas dibandingkan jargon keagamaan yang menekankan kasih hanya pada sesama manusia, apalagi cuma terhadap orang-orang yang se-agama atau se-keyakinan saja.
Selamat Imlek, semoga semua makhluk berbahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H