Hari Natal yang dirayakan oleh umat kristiani sedunia setiap bulan Desember sebagai hari lahir Kristus, selalu identik dengan kidung-kidung pujian, atau lebih umum disebut sebagai lagu natal.Â
Tapi sayang sekali, seiring majunya industri  musik, banyak lagu-lagu tersebut tidak lagi berkisah tentang hari lahir-Nya Juruselamat. Sebab banyak lagu yang menyelewengkan liriknya sehingga menjadi tidak ada kaitannya dengan peristiwa kudus di Betlehem, dua milenium silam.
Padahal peristiwa Natal telah dinubuatkan dalam Alkitab ratusan tahun sebelumnya. Seperti Nabi Yesaya mengatakan, "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yesaya 7: 14).Â
Dan nubuatan tersebut tergenapi dalam peristiwa Natal di Betlehem, dan dituliskan dalam Lukas 2:11, "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud".
Dalam Alkitab tertulis bahwa para malaikat surgawi pun menyanyikan kidung puji-pujian di malam Natal yang pertama itu menyambut lahirnya Yesus Kristus yang dalam iman kristiani dipercaya sebagai Putra Allah. Mungkin itulah sebabnya mengapa momen Natal yang mulai terasa di awal Desember selalu semarak dengan kidung-kidung pujian.
Sejak dulu, salah satu lagu natal yang terkenal dari abad ke abad adalah "Malam Kudus" atau "Silent Night". Wikipedia menulis: "Malam Kudus" adalah sebuah Kidung Natal tradisional yang populer. Kata-kata lagu ini aslinya yang berjudul "Stille Nacht" ditulis dalam bahasa Jerman oleh seorang pastor Austria Fr. Josef Mohr, sementara lagunya disusun oleh pemimpin paduan suara Austria Franz X. Gruber. Lagu ini pertama kali diperdengarkan di Gereja St. Nikolas, Oberndorf, Austria pada 25 Desember 1818. Liriknya sudah disusun Mohr pada 1816.
Lagu ini begitu mendunianya, sehingga dialihbahasakan ke dalam berbagai bahasa dunia, termasuk bahasa Indonesia dengan judul "Malam Kudus". Lagu yang sangat syahdu ini pun memiliki versi-versi daerah, seperti suku Batak Toba yang beragama Kristen pasti hapal lagu yang diberi judul: "Sonang Ni Borngin Na I".Â
Selama beberapa dekade sejak pertama diperdengarkan pada 1818, lagu ini terus-menerus mendominasi di musim Natal di seluruh dunia, Â bahkan menjadi lagu wajib pada ibadah dan perayaan Natal.
Tapi beberapa tahun belakangan ini, justru "Oh Holy Night" yang mulai merajai momen-momen Natal, terutama di era IT ini. Menurut info, lagu ini dikomposisikan oleh Adolphe Adam pada 1847 dari syair Prancis "Minuit, chrtiens".
"Oh Holy Night" memang syahdu dan merdu, namun pamornya masih kalah oleh Silent Night. Penulis sendiri mulai menyukai "Oh Holy Night" sejak medioa tahun 80-an karena sering mendengarnya pada perayaan-perayaan Natal.Â
Kini di era digital ini, tsunami "Oh Holy Night" tak bisa dibendung lagi. Banyak penyanyi yang membawakannya. Dan kepopuleran lagu ini turut dipicu oleh Mariah Carey yang dapat menyanyikannya dengan nada yang sangat tinggi pada akhir lagu. Semua orang berusaha menyanyikannya dengan meniru-niru Mariah Carey. Semua orang sepertinya berlomba-lomba untuk menyaingi ketinggian suara Mariah Carey.