Namun itu bisa terjadi kalau yang sedang berkuasa itu adalah pribadi yang jujur, bersifat melayani dan berintegritas. Bila seseorang itu hanya ingin melampiaskan ambisi pribadinya untuk berkuasa, maka bencanalah kelak yang akan dituai rakyat dan negara.
Politik itu menggiurkan, maka tidak sedikit orang yang mengorbankan banyak hal untuk meraih tujuan politiknya itu. Banyak caleg yang menggadaikan harta benda dan mengeluarkan banyak uang untuk ambisi politik. Bahkan ada orang yang menjual atau menggadaikan imannya demi karir dalam politik. Belakangan, orang-orang macam ini banyak yang akhirnya berususan dengan hukum atau KPK.
Yang lebih miris adalah ketika agama pun dicampurkan dengan politik. Padahal agama adalah sesuatu wilayah yang suci dan kudus, namun ditarik-tarik ke dunia politik yang seringkali dipenuhi intrik-intrik kotor dan menyesatkan. Terlebih di tahun politik ini banyak oknum yang fasih mencomot ayat-ayat dari kitab suci dan dipelintir supaya cocok dengan muatan politik yang sedang dimainkannya.
Rakyat yang lugu dan pada dasarnya hanya ingin menikmati hidup damai dan tenteram itu pun banyak yang terpedaya dan mau saja diperintahkan untuk melakukan ini dan itu, karena sudah dikipas-kipasi oknum dengan agama.
Sang oknum yang sukses menggiring ribuan atau puluhan ribu manusia itu pun menikmati hasilnya seorang diri. Itu bisa berupa kedudukan politik, atau fulus yang melimpah dari politikus yang meraih tujuannya berkat "bantuan" oknum tersebut. Dan itulah politik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H