Aku hanyalah orang mikro. Sehingga tidak perlu diperhitungkan oleh kalian yang sudah menjadi besar dan gemuk karena darah dan tenaga kami.
Sebagai orang mikro, maka pinjaman dan kepercayaan (kredit) yang aku dapatkan hanyalah berupa pinjaman dalam jumlah kecil untuk orang miskin demi kemandirianku berusaha. Aku ada di pinggir-pinggir jalan; dalam Kereta ekonomi; bus hingga angkot sekalipun. Ini semua kulakukan demi mengais recehan penyambung hidupku.
Yang kudengar, kredit mikro ditujukan untuk orang-orang yang tidak memiliki jaminan, pekerjaan tetap, dan sulit memperoleh kredit biasa. Sehingga sebagai orang mikro, maka yang kudatangi adalah seluruh akses yang berhubungan dengan keuangan mikro-- yang memang menjanjikan layanan keuangan untuk membantu orang-orang mikro.
Paling membanggakan adalah program kredit mikro yang direkayasa oleh Grameen Bank di Bangladesh. Negara ini melalui program kredit mikro telah berhasil membuat banyak orang mampu untuk memberdayakan diri dan memperoleh penghasilan sebagaimana manusia layaknya. Sehingga layaklah bila pada tahun 2005 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tahun 2005 sebaga Tahun Kredit Mikro Internasional.
Semoga negeriku, Indonesia, dapat belajar dari sukses Bangladesh: meski kutahu Muhammad Yunus dan tim-nya pernah belajar dari mekanisme kredit mikro di negeri ini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H