Kepada Yth. Ibu Nanik S. Deyang,
Surat ini untuk menanggapi catatan kecil anda tentang PRABOWO dan JOKOWI dengan link
http://m.kompasiana.com/post/read/653694/3/Prabowo-dan-Jokowi-catatan-kecil-wartawan.html
Sebelumnya saya mau mengakui dahulu bahwa apa yang mau saya sampaikan secara “apple to apple” tidak bisa dibandingkan dengan Anda.Secara gaya bahasa, saya jauh di bawah Anda (Anda adalah seorang wartawati) dan secara sumber berita (Anda kenal Pak Prabowo dan Jokowi), saya tidak kenal Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Tetapi saya memberanikan diri untuk menuliskan pendapat saya kepada Anda.
Karena tidak mempunyai sumber berita langsung, saya hanya bisa menjadi pemulung berita, mengais-ais berita di kiri dan kanan dan akhirnya menjadi potongan puzzle yang kemudian satu demi satu dirangkum untuk bisa dijadikan acuan Capres/cawapres Indonesia.
Potongan pertama dari artikel Anda:
“Bukan hanya Jokowi yang senewen, Prabowo sebagai orang yang ngotot Jokowi jadi Gubernur DKI juga senewen.”
Tanggapan saya:
Mohon maaf sebelumnya, karena saya tahu bahwa Anda mengatakan: “SAYA MENYAKSIKAN KEDUANYA BUKAN MEMBACA BERITA!”.Tetapi yang saya tahu dari berita-berita, dan dari teman-teman saya di penerbangan yang pernah melayani Jokowi dalam penerbangan, Jokowi adalah pribadi yang santun dan kalem. Malah dalam acara MATA NAJWA, pada saat istri Pak Jokowi ditanya apakah beliausuka marah-marah. Ibu Iriana menjawab: “TIDAK”. Pribadi yang bisa mengontrol diri sedemikian rupa, Anda bisa lihat dalam keadaan SENEWEN. Anda beruntung sekali menjadi satu-satunya yang bisa melihat sisi lain dari JOKOWI.
Potongan kedua dari artikel Anda:
Saat disodorkan Ahok, Jokowi kurang sreg , bahkan dia lebih memilih Deddy Mizwar. Tengah malam sebelum esok hari mendaftar di KPU, Jokowi menilpun saya soal Ahok ini. Waktu itu saya bilang..."Sudahlah terima saja dulu, dari pada milih-milih ini-itu besok malah gak jadi daftar. Lagi pula Ahok ini akan bisa mendulang suara di Jakarta yang selama ini golput ," pokoknya aku yakinkan Jokowi sampai hampir satu jam, bahwa Ahok pilihan terbaik dari nama lainnya.
Tanggapan saya: Tuduhan dari seberang sana yang menyatakan Jokowi adalah capres boneka adalah benar adanya dengan statemen Anda di atas. Masalahnya, yang mengatur bukan Ibu MEGAWATI, tetapi ternyata adalah ANDA sendiri yang bisa menjadi PAWANG boneka JOKOWI.Megawati saja tidak bisa menyakinkan JOKOWI untuk berpasangan dengan AHOK, tetapi dalam waktu 1 jam Anda bisa mengatur JOKOWI untuk bisa mengikuti kehendak PRABOWO. Jadi sebenarnya sampai JOKOWI menjadi presiden, saya rasa Anda dan Prabowo tidak akan keberatan. Karena Anda pasti bisa mengaturnya.
Potongan ketiga dari artikel Anda:
Prabowo pernah berkata, kalau toh Jokowi yang "dibesarkannya" akhirnya jadi lawan , ia pernah bilang tidak masalah. Namun yang mengecewakannya adalah sejak dilantik hingga Jokowi nyapres, ternyata Jokowi itu mengucapkan terimakasih saja tidak pada Prabowo.
Tanggapan saya: Bapak Ahok sebenarnya sudah menjawab hal ini, bahwa setelah menang dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI, mereka berdua sudah menghadap Bapak Prabowo dan sudah mengucapkan terima kasih. Dari berita-beritayang saya dapatkan, Pak Jokowi adalah seorang yang mau berkorban untuk orang lain lebih dari kepentingannya sendiri, saya rasa agak mustahil kalau dia lupa mengucapkan terima kasih. Saya akan ambil jalan tengah dalam hal ini. Saya berjanji kepada Anda, bahwa saya akan menulis surat TERBUKA untuk PakJOKOWI saat dia menjadi presiden untuk mengucapkan terimakasih kepada BAPAK PRABOWO. Mudah-mudahan setelah itu masalah menjadi SELESAI.
Potongan keempat dari artikel Anda:
“Ini bisa tidak penting, tapi buat saya pribadi menjadi penting, karena buat saya seorang pemimpin itu harus memiliki keteladanan moral yang baik, dan juga memiliki hati nurani yang baik. Bila tidak? Maka yang akan dilakukan hanya mengumbar nafsu-nafsu yang ada di kepalanya dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Jujur salah satu yang membuat keputusan saya mendukung Prabowo , karena saya melihat Prabowo lebih punya kualitas moral yang baik. Misalnya sebiji jarak saja orang pernah melakukan kebaikan padanya itu akan diingatnya. Sebagai contoh ada sopir pribadinya yang sudah 13 tahun pensiun , karena usia, Prabowo masih menggaji sang sopir ..bukan hanya para sopir, para ajudannya mulai dia jadi komandan grup sampai jadi Pangkostrad masih diperhatikan hidupnya. Alasannya, karena Prabowo sering dibantu oleh sopir dan ajudannya.”
Tanggapan saya: “apple to apple” saya tidak bisa dibandingkan masalah gaya bahasa dan sumber berita. Tetapi untuk masalah objektivitas, Anda tidak bisa dibandingkan dengan saya karena saya tidak mengenal Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Tidak akan ada keuntungan yang saya bisa ambil dari artikel ini. Beda dengan Anda, berita minus untuk PakJokowi akan menjadi berita plus buat Pak Prabowo, demikian sebaliknya. Ungkapan minus yang dibuat Anda, bisa menjadi faktor pemenangan bagi yang lain. Saya rasa Pak JOKOWI dan Pak PRABOWO pasti membaca artikel Anda. Pak Prabowo saya rasa akan berterima kasih kepada Anda untuk hal ini.
Seperti yang Anda bilang “...tapi buat saya pribadi menjadi penting, karena buat saya seorang pemimpin itu harus memiliki keteladanan moral yang baik”.
Dalam arti Anda menjunjung suatu “TAKE and GIVE”. Bila suatu hari Bapak Prabowo menang dan menjadi presiden, Anda pasti yakin bahwa ada “UNGKAPAN TERIMA KASIH” dari Bapak PRABOWO untuk ANDA. Ini adalah suatu yang Anda junjung tinggi dan penting bagi Anda. Sesuatu yang Anda lihat dari Bapak PRABOWO yang berbudi LUHUR dan yang selalu TAKE CARE terhadap orang-orangyang sering membantu dia. Saya mendoakan agar ini terjadi dalam diri Anda, bahwa akan ada “UNGKAPAN TERIMA KASIH” dari Bapak Prabowo untuk Anda.
Potongan terakhir dari artikel Anda:
“SAYA MENYAKSIKAN KEDUANYA BUKAN MEMBACA BERITA!”
Tanggapan saya: sekali lagi saya mohon maaf, dan sudah ketiga kalinya saya nyatakan kalau “APPLE to APPLE” tidak bisa dibandingkan dengan saya. Saya jauh di bawah Anda dalam hal ini. Tetapi saya sekali lagi mencoba memberi warna dalam pemilihan capres/cawapres ini.
Saya lampirkan juga artikel saya yang lain untuk Anda tentang JOKOWI dari segi karakter dan integritas. Bukan karena saya kenal dengan beliau, tetapi hasil dari saya menjadi pemulung berita. Saya berharap anda tidak salah kenal orang, yang anda kenal adalah JOKOWI asli bukan JOKOWI dari ILK (Indonesia Lawak Klub) karena secara sepintas hampir sama.
http://politik.kompasiana.com/2014/07/01/-surat-terbuka-dan-tulus-untuk-Bapak-Jokowi-dari-anak-bangsa-indonesia-670834.html
http://politik.kompasiana.com/2014/06/17/harga-sebuah-kursi-667112.html
Salam 2 jari dari Sydney,
Hans Lesmana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H