Mohon tunggu...
Hans Panjaitan
Hans Panjaitan Mohon Tunggu... -

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jomblo Mencari Cinta (4)

7 Oktober 2014   16:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pertemuan khusus antara bapak dan anak itu pun berlangsung sukses. Kedua belah pihak puas. Kesimpulannya: Setelah lulus UN, Poltak akan berangkat ke Jakarta untuk kuliah. Mau kuliah di universitas mana, pada fakultas atau jurusan apa, semua terserah pada ke Poltak. Sebab Pak Monang berpendirian, Poltak pasti lebih mengerti soal-soal sepetti itu. Poltak tahu apa bakatnya, dan sampai di mana kemampuan akademiknya.

“Aku ingin di ruang tamu rumah kita ini nanti tergantung foto kita sekeluarga bersama kau yang memakai pakaian wisuda yang hitam itu,” pesan Pak Monang sebelum beranjak dari tempat duduk.
“Itu namanya baju toga Pak,” kata Poltak mengoreksi.
“Ah...apa kek itu namanya. Baju toga kek, baju togu kek, baju si Togar kek, baju si Togu kek, apa kek. Yang penting nanti beberapa tahun lagi kau harus memakainya saat kita berfoto bersama,” cetus Pak Monang. Rata-rata, di rumah para kerabat yang pernah dia kunjungi ada tergantung foto wisuda. Dan Pak Monang pun ingin di rumahnya ada foto seperti itu. Pertemuan penting dan langka antara bapak dan anak itu pun berakhir dengan damai. Win win solution.

Singkat cerita, segala rencana berjalan dengan lancar. Poltak lulus UN, dan bersiap-siap berangkat ke Jakarta. Meski ayah dan ibunya menyuruh dia naik pesawat terbang dari Bandara Polonia Medan, namun Poltak memilih naik kapal laut dari pelabuhan Belawan saja.
“Biar lebih gampang dijemput Paman Poltak di pelabuhan Tanjungpriok,” demikian alasan Poltak. Salah satu pamannya, adik ibunya, memang berdomisili di Tanjungpriok, yang masuk wilayah Jakarta Utara. Nama pamannya itu Pak Johnson.
Di hari pemberangkatan ke Jakarta. Tak terkatakan bagaimana senangnya Poltak saat berada di KM Kelud, kapal berukuran raksasa yang akan membawanya ke ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saking senangnya, dia sampai lupa membalas lambaian tangan ayah, ibu, adik-adiknya. Maklumlah. Ini merupakan perjalanan pertamanya ke luar dari kota kelahirannya. Dia sangat bahagia melihat lautan luas yang segera akan dia arungi bersama kapal penumpang raksasa yang sangat megah itu. Ada ratusan manusia di dalamnya. Sejenak dia membayangkan film Titanic yang dia sering tonton lewat DVD- player. Ada rasa ngeri di dalam hatinya. “Tapi ini bukan Titanic, ini KM Kelud,” katanya menghibur diri. Dia sangat bangga membayangkan dirinya sebentar lagi akan menginjak Kota Jakarta. Apalagi nanti jika dia benar-benar menjadi mahasiswa.

Tepat sesuai jadwal, KM Kelud yang berisi ratusan penumpang itu pun mulai bergerak, membelah samudera luas menuju Pulau Jawa. Sejenak dia melayangkan pandangan ke daratan. Ada rasa haru menyeruak saat tiba-tiba mengingat orang-orang yang dia cintai dan sayangi: bapak, ibu, ompung, dan adik-adiknya. Semua turut mengantar dia ke Pelabuhan Belawan. Tetapi rasa haru itu dia tepis jauh-jauh. Perpisahan ini hanya sementara waktu. Bahkan bila perlu, enam bulan lagi dia bisa pulang saat liburan semester. Apalagi ibunya pun mengharapkan Poltak pulang setiap liburan semester. Dan ayahnya pun tidak keberatan bila harus memberikan ongkos bila sewaktu-waktu ingin pulang.

Di kapal, seorang bapak-bapak yang sedari tadi duduk di dekatnya, dan memperhatikan dia tersenyum-senyum sendirian. Tidak tega membiarkan anak muda itu larut dalam lamunan, dia pun menyapa Poltak.

“Adik ini mau ke mana?”
“Oh, saya mau ke Jakarta Pak,” jawab Poltak.
“Jakarta-nya di mana, Dik?” lanjut si bapak.
“Ya, di Pulau Jawa dong Pak, masak di Kalimantan atau Sulawesi...!” sahut Poltak.

Dalam hati, Poltak menertawakan bapak itu yang tidak tahu di mana letak Kota Jakarta. Sebaliknya, si bapak juga, dalam hati menertawakan si Poltak karena tidak mengerti bahwa yang dia maksud dengan pertanyaannya itu adalah: di mana alamat tujuan kamu nanti sesampai di Jakarta? Tetapi Poltak dengan enteng menjawab: di Pulau Jawa! {} BERSAMBUNG.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun