Mohon tunggu...
Hans Panjaitan
Hans Panjaitan Mohon Tunggu... -

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Busway

8 Oktober 2014   22:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

BUSWAY atau Transjakarta sudah lebih sepuluh tahun beroperasi di Jakarta. Penulis, sebagai salah seorang pengguna rutin moda ini, merasa masih banyak hal yang mesti dibenahi supaya proyek yang digagas di era Gubernur Sutiyoso ini benar-benar menjadi problem solving bagi lalu-lintas Ibu Kota yang semakin padat dan macet saja.

Bus transjakarta, ada kalanya menyenangkan dan terasa benar manfaatnya apabila datang pada saat kita butuhkan, tidak penuh sesak, dan kondisi bis bersih dan nyaman karena AC berfungsi baik dan proporsional. Terlebih bila tujuan kita tidak jauh dari halte. Namun sebaliknya, penumpang akan mengeluh dan menyumpah-nyumpahi pengelola apabila bus lama datang, sesak, kondisi bus buruk, dan panas karena AC tidak baik.

Transjakarta, ada kalanya lama datang sampai calon penumpang antri panjang dan lama. Eh, begitu bisnya datang, bisa sekaligus 2 – 3, bahkan 4 – 5 bus datang beriringan. Alhasil bisa saja ada yang kosong saat berangkat dari halte. Dan yang paling menjengkelkan belakangan ini adalah kebiasaan kebanyakan sopir menghentikan bus melenceng dari pintu halte. Dan kondisi seperti ini akan mempersempit jalan keluar para penumpang, apalagi bus sedang sesak. Bayangkan bila bus melenceng 30 cm saja, dari pintu, maka 60 jalan keluar akan menyempit hingga 60 cm. Sementara lebar pintu halte paling hanya 100 cm.

Soal seringnya bus melenceng saat berhenti ini, harus menjadi perhatian serius para pengelola, agar men-training kembali para sopir. Dan salah satu lagi pengalaman naik busway adalah soal kecepatan. Kalau tidak salah, di setiap bus ada tertempel stiker tentang aturan yang mesti dipatuhi. Misalnya, kecepatan maksimum adalah 60 km/jam. Tetapi tidak jarang bus melaju dengan sangat kencang, sampai busnya tergoncang-goncang bila jalan bergelombang. Kecepatan yang tinggi tentu menjadi semakin riskan bila itu bus gandeng.

Semoga saja pengalaman naik busway atau transjakarta ini bisa menjadi perhatian untuk menjadikan moda transportasi ini lebih baik, sehingga akhirnya tujuan utamanya tercapai: membuat para pemilik mobil beralih ke transjakarta. Maka lalu-lintas Ibu Kota pun lebih lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun