Poltak makin dalam terjerembap dalam sindiran. Diam-diam dia mengakui kata-kata sepupunya yang pintar itu. Semalam di samping pagar rumah Serly memang terparkir sepeda motor keren berwarna hitam mengkilap. Mereknya “Ninja”. Itu pasti tunggangan cowok sialan itu.
Sementara Poltak sendiri, turun dari angkot, justru berjalan kaki sampai keringatan. Padahal kalau mau berkorban uang sedikit, mestinya kan dia naik ojek dari pintu gerbang kompleks ke depan rumah Serly. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Mimpi indah yang membuat hatinya berbunga-bunga, akhirnya buyar.
Gomos masih tertawa-tawa saat meninggalkan kamar sepupunya itu. Poltak bangkit dan menutup pintu kamarnya, dan tidur lagi. {} BERSAMBUNG...
CATATAN si Poltak
*) Mengecewakan kali pun bah
Istilah "pun" dalam kalimat ini adalah khas Medan. Entah apa pun maksudnya, silakan tanyakan ke anak-anak asli dari Medan. Paling-paling jawab mereka: "Tak tau pun aku". Hihihihih..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H