Mohon tunggu...
han sebastian
han sebastian Mohon Tunggu... Wiraswasta - Han Sebastian

I'm not ferfect but limited edition

Selanjutnya

Tutup

Bola

Antibiotik Itu Bernama Piala Presiden

20 Oktober 2015   13:52 Diperbarui: 20 Oktober 2015   14:38 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

 

 

 

Gelaran piala presiden 2015 telah resmi selesai, dengan memunculkan Persib Bandung sebagai juaranya setelah mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0 lewat pertandingan yang cukup dramatis. Partai final Piala Presiden yang mempertemukan Persib Bandung melawan Sriwijaya FC Palembang ini menarik Animo tinggi masyarakat, terlihat dari banyaknya acara nonton bareng yang digelar di berbagai tempat di seluruh Indonesia.

bukan hanya di Bandung dan Palembang, acara nonton bareng ini juga banyak digelar di daerah lain. Beberapa media melansir bahwa acara nonton bareng ini terpantau dilakukan di berbagai daerah mulai dari Sumatra hingga Jayapura. Menariknya, di berbagai lokasi, acara nobar itu tidak hanya diramaikan oleh pendukung dari kedua tim saja, melainkan oleh semua kalangan yang bahkan bukan notabene orang yang mengerti bola.

Khusus di daerah Jawa Barat acara nobar digelar hampir di tiap RT, sungguh sebuah animo luar biasa yang ditunjukan masyarakat. Bukan cuma di tanah air, acara nonton bareng juga digelar di berbagai negara, seperti di Perth, Australia. Acara itu digelar oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Australia Barat. Acara ini bahkan dihadiri mantan pemain Australia yang pernah merumput di Indonesia Robbie Gaspar.

Gelaran piala presiden 2015 terbilang sukses, hal ini bisa dilihat dari keprofesionalan promotor yaitu mahaka sports dalam mengelola turnamen dari mulai pembukaan sampai laga puncak di GBK pada 18 Oktober lalu. Mulai dari pemilihan wasit, keamanan dan kenyamanan pertandingan, sampai pada hadiah dan match fee yang diberikan lebih baik dari penyelenggaraan liga ataupun turnamen sebelumnya.

Digelarnya piala presiden merupakan berkah bagi banyak pihak, terutama bagi klub dan pemain, karena adanya sangsi FIFA beberapa waktu lalu otomatis liga pun terhenti. Ini mengakibatkan banyak klub yang membubarkan diri karena mereka merugi, karena sudah mendatangani kontrak dengan pemain dan pihak sponsor. Kali ini klub-klub kembali bergeliat dan mempunyai pendapatan yang lumayan setelah beberapa bulan ini mandek.

Bagi pemain, sebagaimana kita ketahui para pemain di Indonesia hanya memiliki penghasilan ketika mereka bermain, ketika liga terhenti otomatis mereka tidak mempunyai penghasilan, berbeda dengan para pemain di eropa sana yang memiliki penghasilan dari sponsor dan iklan. Namun dengan adanya piala presiden ini para pemain otomatis kembali memiliki penghasilan walaupun sifatnya sementara. Bagi penikmat sepakbola di tanah air,  mereka kembali dapat menyaksikan tontonan sepak bola indonesia yang benar-benar enak ditonton di stadion maupun di layar kaca.

Dari sisi finansial pendapatan klub juga meningkat dengan besarnya hadiah dan match fee yang digelontorkan oleh pihak promotor. Juara I dikasih 3M, juara II 2M, juara III 1M dan juara IV Rp 500 juta. Kemudian untuk match fee sendiri yaitu sebesar Rp 500 juta per klub plus tim tuan rumah disubsidi 350 juta, bahkan tim yang jadi tamu dikasih uang transportasi 100 juta. Klub yang masuk ke semifinal ditambah lagi 350 juta, jadi totalnya lumayan. Lalu ada yang namanya Merit System, semacam pembagian hak siar televisi, seperti turnamen-turnamen besar macam Liga Champions di daratan Eropa sana.

Tidak hanya menggelontor tim dengan hadiah besar, Mahaka Sports and Entertainment selaku promotor turnamen juga menggandeng Price Waterhouse Coopers (PWC), salah satu perusahaan jasa audit internasional, untuk memastikan penyelenggaraannya berlangsung profesional. Ini menjadi bukti bahwa turnamen ini bertujuan menjadikan sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik dan mengembalikan kepercayaan masyarakat sepak bola bahwa penyelenggaraannya benar-benar bernuansa olahraga tanpa ada kepentigan lain.

Namun selayaknya sebuah turnamen, yaitu bersifat sementara, ketika sudah selesai maka tidak ada lagi pertandingan-pertandingan yang dapat disaksikan masyarakat di stadion maupun di layar kaca. Inilah yang menjadi dilema dan pertanyaan di tengah masyarakat kita. Apakah akan ada turnamen lanjutan setelah ini? Demi menjaga gairah sepakbola dan juga menjaga stabilitas ekonomi. Mari kita tunggu langkah-langkah selanjutnya yang dilakukan pemerintah dan para pemangku kekuasaan negri ini dalam rangka pembenahan sepakbola indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun