Mohon tunggu...
Hans Baihaqi
Hans Baihaqi Mohon Tunggu...

Saya Hans Baihaqi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memimpin dan Blusukan Melalui Social Media

22 Desember 2014   21:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Masing-masing pemimpin memiliki nilai keunikan berbeda antara satu dengan yang lain, namun memiliki karekteristik dasar serupa.

Kata blusukan beberapa bulan terakhir semakin akrab ditelinga kita semua. Kata ini sebenarnya sudah lama ada, tetapi dipopulerkan oleh Presiden kita (Jokowi) yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Namun, pernahkah anda mendengar kata blusukan melalui social media?

yups, pemimpin yang berhasil memimpin dan blusukan di social media ini saya anugerahkan kepada Walikota Bandung alias Ridwan Kamil. Social media yang kang emil (panggilan akrabnya) adalah instagram, facebook, dan twitter.  Kang emil berhasil merangkul erat warganya di dunia maya. Dalam hal penggunaan twitter, rata-rata kicauannya ditanggapi puluhan, namun bisa ratusan jika menarik seperti saat berkicau soal rencana Bandung membuat Taman Jomblo, Taman Film, dan masih banyak lagi. Demikian pula dengan jumlah yang me-retweet ataupun favorit, jumlahnya bisa ratusan hingga ribuan.

Akun Twitter Ridwan Kamil memiliki kekuatan pembeda tersendiri dibandingkan akun pemimpin sejenisnya. Sebab, kicauannya bisa menggerakkan masyarakat dalam sejumlah program Pemkot Bandung seperti gerakan Biopori, taman tematik, Bis Damri gratis Senin-Kamis, Rebo Nyunda, Kamis Inggris, hingga terakhir Gerakan Pungut Sampah (GPS).

Dengan bahasa menggungah, kadang disertai visual desain grafis yang menarik (sesekali ada foto dan video), Ridwan Kamil mengajak secara persuasif pengikutnya. Tidak ada kesan memaksa, tidak ada citra merasa punya jabatan, apalagi menggunakan pendekatan koersif atau pengenaan hukuman bagi yang tidak ikut serta. Sebaliknya, dengan pendekatan seorang kawan atau seorang ayah yang memposisikan dekat dengan semua kalangan, sang walikota mencoba sebijak mungkin dalam merangkul semua kalangan. Tidak semuanya langsung setuju, bahkan yang menentang atau bernada nyinyir, kerap berdatangan dari warga. Namun karena Ridwan Kamil juga tergolong konsisten mengampanyekan sebuah program, perlahan tapi pasti dukungan pun bermunculan.

Pemimpin yang dibutuhkan masyarakat zaman sekarang adalah pemimpin yang benar-benar mau turun ke rakyat dan menghilangkan batasan atau gap yang ada antara pemimpin dengan masyarakat. Bukan hanya berinteraksi di dunia nyata, tapi juga harus bersosialisasi di dunia maya. Dengan jumlah warga tak kalah banyak, maka internet dan media sosial menjadi “lahan” promosi dan informasi yang sangat penting. Dari sisi biaya, hal ini sangat lah murah dan tidak merepotkan, tetapi efek yang dihasilkan sangat luar biasa.

Dengan akses internat yang tanpa batas sekarang ini, masyarakat dapat dengan leluasa mengakses apa saja yang telah dilakukan oleh pemimpinnya. Sehingga terjadi komunikasi antara pemimpin dengan rakyatnya. Apa yang diinginkan rakyat dapat diwujudkan oleh pemimpinnya.

Hal yang perlu diingat dalam memimpin melalui media, yaitu kepemimpinan di dunia maya haruslah egaliter. Dengan ruang lingkup tanpa batasan, anonim, dan terdokumentasikan secara abadi, maka pemimpin harus memposisikan sejajar, setara dengan pengikutnya. Semoga semakin banyak pemimpin yang berhati nurani, tulus, dan berjiwa untuk memajukan Indonesia. Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun