Beberapa hari terakhir ini, negri ini menjadi ramai. Ramai karena ada pertikaian antara KPK versus Polri. Media sibuk meliput, berlomba-lomba menjadi yang terdepan. Rakyat pun sibuk saling beropini mengenai masing-masing kubu yang sedang bertikai.
Pertikaian itu berawal dari ditetapkannya BG sebagai tersangka oleh KPK sesaat sebelum diajukan sebagai Kapolri oleh Presiden ke DPR. KPK menetapkan BG sebagai tersangka tidak tampa sebab, jelas ada sebabnya. Sebab BG ditetapkan sebagai tersangka karena diduga terlibat kasus gratifikasi dan rekening tidak wajar (Baca: Kini Jokowi Punya Alasan Tak Lantik BG Jadi Kapolri).
BG dan orang-orangnya mungkin saja marah, mungkin juga dendam. Marah karena tak jadi berkuasa di instansi Polri gara-gara BG ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Orang mungkin saja berpikir, pembeberan mengenai lobi politik salah seorang wakil ketua KPK untuk menjadi Wapres Jokowi pada saat Pilpres lalu oleh HK, tidak ada sangkut-pautnya dengan pihak BG. Tetapi, hal ini jelas ada sangkut-pautnya (Baca: HK Serang KPK).
Hal kedua yang dibuat seolah-olah tidak ada sangkut-pautnya dengan BG adalah penangkapan BW dengan tuduhan terlibat dalam kasus Pilkada Kota Waringin Barat oleh Bareskrim dengan sangkaan bahwa BW menyuruh memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kota Waringin Barat Di MK pada Tahun 2010(Baca: BW Ucapkan Terimakasih Kepada Masyarakat). Walaupun kini BW sudah ditangguhkan penahanannya.
Dengan semua itu, orang boleh menduga bahwa ada langkah-langkah yang terstruktur dengan tujuan membubarkan KPK. Tetapi, sepertinya hal ini dianggap terlalu berbahaya dan mungkin mustahil bagi pihak BG. Namun, mereka punya tujuan lain yang lebih penting.
Apa yang menjadi tujuan utama mereka? Tujuan mereka tidak mungkin membubarkan KPK. Mereka sudah memperhitungkan bahwa akan terjadi polemik di masyarakat, masyarakat sebagian akan mendukung KPK dan sebagian yang lainnya akan mendukung Polri. Hal ini menguntungkan mereka. Tujuan mereka sesungguhnya hanyalah menaikan nilai tawar, supaya terjadi lobi politik.
Pembatalan BG sebagai tersangka oleh KPK rasanya tidaklah mungkin. Karena KPK sepertinya memiliki bukti yang kuat. Tetapi dengan adanya pengungkapan dua kasus wakil ketua KPK tersebut oleh pihak BG, mereka jadi bisa melakukan lobi ke Presiden maupun ke DPR.
Melihat hal itu semua sepertinya BG akan dikorbankan karena BG memang sudah menjadi tersangka. Namun, perlu dingat bahwa ada banyak orang yang terlibat dalam kasus ini dari pihak BG, bisa saja orang-orang itu ada yang berpotensi sebagai koruptor. Dengan dijadikannya BG sebagai tersangka oleh KPK mungkin juga akan mengancam jiwa mereka. Pertanyaannya sekarang mengapa mereka harus melakukan itu dan apa yang sebenarnya orang-orang itu cari? Jelas jawabnya bahwa mereka mencari aman. Biarlah BG jadi tumbal tetapi meraka tetap aman-aman saja. Harapan terbesar meraka sesungguhnya adalah KPK dan rakyat akan lupa dengan mereka.
Rakyat tidak akan pernah lupa. BG bisa jadi memang seorang kuruptor, bisa juga bukan koruptor. Namun, yang pasti banyak para koruptor diluar sana yang belum diadili dan semoga saja segera diadili.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H