Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk mengunjungi universitas tertua di Indonesia. Jika Universitas Indonesia, yang merupakan universitas yang dianggap paling tua di Indonesia saat ini, berdiri pada tahu 1851 justru universitas  yang saya kunjungi ini jauh lebih tua lagi. Universitas tertua ini berdiri sekitar abad ke-7 masehi. Jadi, universitas ini sudah berdiri kurang lebih seribu tahun lamanya sebelum Universitas Indonesia didirikan.
Universitas ini tidak terletak di Pulau Jawa yang notabenenya merupakan tempat berdirinya universitas-universitas papan atas di Indonesia. Universitas ini terletak di provinsi yang justru tidak memiliki universitas yang sangat maju dan terkenal.
Universitas ini terletak di pinggir Sungai Batanghari Jambi. Tepatnya di Desa Muara Jambi Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Tidak usah membayangkan universitas mega di kota yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, universitas tertua ini hanyalah universitas yang terletak di kampung dengan fasilitas yang memili keunikan dan ciri khasnya sendiri. Jangan pula membayangkan universitas ini masih beroperasi layaknya universitas pada umumnya. Universitas ini kini hanya tersisah beberapa bangunanya saja yang masih tampak utuh.
Namun walaupun tidak beroperasi lagi, universitas ini memiliki kejayaan masalah lalu yang patut kita telusuri dan pelajari supaya kita merasa memiliki. Kalau sudah merasa memiliki harapannya kita mau melestarikannya dan menggaungkannya kembali supaya universitas ini bisa dikenang dan bisa dijadikan sebagai bahan pelajaran.
Menurut sejarah, universitas ini dulunya adalah sebuah pusat pendidikan (universitas) Agama Budha tertua dan terbesar di Asia Tenggara yang memegang peran penting selama kurang lebih tujuh abad (abad ke-7 samapai aban ke-14). Universitas ini memiliki hubungan erat dengan Nalanda India yang juga berfungsi sebagai pusat pendidikan Agama Budha. Keberadaan universitas kuno ini juga ditemukan pada catatan perjalanan  I-Tsing, seorang pendeta Budha dari Cina, pada catatannya I-Tsing mengambarkan kebesaran sebuah pusat pembelajaran di Pulau Sumatra.
Masyarakat Jambi pada umumnya justru tidak menganggap peninggalan ini sebagai universitas. Mereka justru lebih mengenalnya sebagai candi Muaro Jambi. Kalau mendengar kata candi kita justru akan teringat dengan Candi Borobudur, Candi Perambanan, dll yang sangat megah terbuat dari material batuan. Universitas ini justru tidak semega candi tersebut karena sejatinya bukanlah 'candi'. Bangunannya  pada bagian dasar terbuat dari material berupa batu bata dan pada bagian atas diduga terbuat dari kayu. Namun, jika dipandang sebagai universitas bangunannya yang hanya terbuat dari batubata sepertinya merupakan hal yang logis dan wajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H