[caption caption="Sumber : dominindo.wordpress.com"][/caption]Kalau kita melihat Jakarta, dengan kota yang memiliki kompleksitas yang tinggi juga, sehingga permasalahan yang terjadi juga sangat banyak dan sangat sulit untuk diatasi, seperti banjir, kemacetan dan kawasan kumuh. Alhasil, banyak orang-orang yang mengeluhkan banyaknya masalah yang terjadi, sehingga banyak pula orang-orang yang menuntut ada perbaikan dari berbagai sisi. Namun, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada tidak bisa hanya dari pemerintah saja, membutuhkan peranan banyak orang untuk bergotong royong dalam membentuk kota Jakarta yang lebih baik.
Di sinilah letak anehnya orang Jakarta, disaat begitu banyak orang yang menuntut perbaikan serta perubahan tapi dalam diri mereka banyak yang menolak perubahan, sering kali aturan yang dibuat pemerintah untuk perbaikan atau perubahan justru diabaikan dan kadang juga merasa dirugikan sehingga melakuan segala upaya supaya aturan itu dibatalkan. Sebaliknya, saat tidak ada perbaikan dan perubahan akibat penolakan aturan yang dibuat pemerintah, lagi-lagi pemerintah disalahkan dan menganggap pemerintah tidak becus dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Jadi, sangat wajar ketika ada pejabat daerah yang memilih ongkang-ongkang kaki, bersantai ria, bermalas-malasan dan menerima proyekan yang ada demi merauk keuntungan yang lebih banyak, jadi tidak perlu terlalu memikirkan keadaan Jakarta yang semakin hari semakin kompleks yang warganya sendiri sulit diatur dan banyak maunya. Sehingga lama kelamaan pun menjadi kebiasaan yang mau-maunya gue saja atau suka-suka gue.
Oleh sebab itu, dibutuhkan banyaknya intropeksi dari setiap masing-masing warga Jakarta, Â supaya bisa terjadi perubahan dan perbaikan yang lebih cepat. Jangan hanya bisa menuntut ini itu, tapi tidak menyadari bahwa banyak masalah terjadi justru karena kurangnya kesadaran dalam diri kita bahwa kita penyebab banyaknya masalah dan kompleksitas kota yang ada, sebagai contoh :
- Banyak sekali warga Jakarta menuntut supaya Jakarta bebas banjir, banjir parah yang sering melanda Jakarta beberapa tahun ini, memang membuat warga Jakarta kapok bahkan sudah pasrah karena tidak adanya perubahan selama bertahun-tahun. Namun, saat ini banyak aturan dan tindakan dilakukan pemerintah DKI Jakarta untuk membuat Jakarta bebas banjir, tapi tidak dibarengin dengan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Alhasil, saluran masih suka tersumbat sehingga sering kali masih terjadi genangan dibeberapa tempat.
- Banyak warga Jakarta menuntut supaya macetnya Jakarta bisa berkurang tapi disisi lain banyak juga warga Jakarta yang sulit diatur dan tidak suka untuk diatur, dan berkendara semau-mau gue, seperti jalanan miliknya sendiri tanpa memperdulikan hak pengguna jalan lain, sering kali justru membuat jalanan Jakarta semakin macet dan semakin sembrawut.
- dll
Perubahan Jakarta memang masih membutuhkan proses panjang, mengingat masih banyak warga yang hanya bisa menuntut tapi sangat minim mengintropeksi diri, dibutuhkan ketegasan, dan dibutuhkan keberanian untuk menyentuh pihak-pihak yang sulit diatur, dan ngeyel serta keras kepala dalam mengambil kebijakan asal untuk kepentingan orang-orang yang lebih luas.
Mungkin memang sudah saatnya warga Jakarta mengetahui bahwa untuk perbaikan Jakarta tidak hanya bisa dengan menuntut ini itu tanpa ada tindakan nyata, dibutuhkan intropeksi dalam diri masing-masing untuk mengubah diri sehingga perubahan  atau perbaikan Jakarta bisa lebih cepat, sehingga Jakarta Baru bisa terwujud.
Menuntut tanpa Intropeksi diri ibaratnya menuntut api padam, tapi memdamkannya dengan bensin.
Secangkir teh hangat di pagi menyadarkan pribadi bahwa ada kekurangan dalam diri yang harus disadari dan diintropeksi untuk perubahan pribadi yang lebih baik.
Syalomm...
Artikel Sebelumnya:Â Apa Salahnya Investor Asing
Baca Juga :Â
- Inspiratif Di Balik Sosok Pak Ahok: Papa Mama Ahok dan Sekaleng Beras
- MengIslamkan Pak Ahok
- SiUnik Jokowi
- SiNgeyel Ahok