[caption id="attachment_76581" align="alignnone" width="209" caption="Pemimpin Besar Korut Kim Jong Il,google.com"][/caption]
Pada saat kematian Pemimpin Korea Utara Kim iL Sung yang sudah tua pada 1994 banyak para pekerja Korea Selatan yang menangis di Indonesia. Mereka membayangkan ketakutanselama Negara tetangganya, Korea Utara selama dipimpin oleh Kim Jong-iL, sebagai penerus ayahnya yang wafat karena serangan jantung. Kekuatiran itu terlihat pada canggihnya kampanye Kim Jong iL melalui pembuatan film dokumenter yang dibuat setahun wafatnyaKim iL Sung yang dinilai banyak kalangan sebagai pemimpin ambisius.
Sekarang, 16 tahun kemudian ketakutanpara pekerja Korsel yang berada di Jakarta menjadi kenyataan. Arogansi Korea Utara yang dipimpin oleh sang penerus Kim Jong iL terbukti:Korea Utara menembakkan puluhan peluru artileri ke sebuah pulau di perbatasan Korea Selatan, Selasa (23/11/2010) sehingga menewaskan seorang anggota marinir Korsel tewas dan 13 lainnya cedera.
Kekuatiran dunia akan bahaya nuklirisasi yang dilakukan Korut bukan isapan jempol. Ini terkuak sejak bocornya laporan intelijen yang merilis Korea Utara (Korut) tengah mengadakan program pengayaan uranium sebagai proyekbom nuklir. Insiden ini membuktikan, bahwa Korut tidak takut dengan pendapat umumyang mengatakan bahwa Korsel adalah sahabat Amerika.Ketegangan antara Korut dan Korsel terlihat dengan konfrontasisekitar 50 peluru artileri Korut yang mendarat di pulau perbatasan Korea Selatan (Korsel), Yeonpyeong, yang terletak di dekat perbatasan Laut Kuning. Akibatnyapuluhan rumah rusakhingga hanya meninggalkan asap tebal ke udara. Kita lihat, apakah Amerika akan mengambil tindakan sebagaimana dilakukannya terhadap Irak yang menyerang Kuwait—sekutu Amerika pada tahun 1990?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H