Mohon tunggu...
BonifasiusYohan Pandu
BonifasiusYohan Pandu Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa

Seorang mahasiswa teknik di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjaga Iklim dari Diri Sendiri

1 September 2017   13:23 Diperbarui: 1 September 2017   14:08 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Indonesia, sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di Dunia, memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas iklim di Dunia. Setiap orang berharap agar dapat memiliki iklim yang baik agar kita dapat memperkirakan apa yang akan terjadi dan lakukan. Kita sebagai masyarakat Indonesia, tentu harus ambil bagian dalam usaha menjaga stabilitas iklim.

APRIL, sebagai salah satu perusahaan yang stabil, serta mendapatkan keuntungan dari bidang kehutanan di Indonesia, turut serta menjaga lingkungan di sekitarnya. Sebagai salah satu perusahaan kayu, mereka memiliki lahan sebesar 900.000-1.000.000 ha yang dapat digarap di daerah pangkalan kerinci, Riau. Untuk menjaga lingkungan, mereka menggunakan sebagian dari lahan yang mereka miliki untuk diolah menjadi kertas, dan sebagian lagi untuk menstabilkan lingkungan.

Seluas 480.000 ha hutan yang ada di pangkalan kerinci, mereka gunakan untuk diolah menjadi kertas. Sedangkan lebih dari sekitar 400.000 ha mereka gunakan sebagai hutan observasi yang tidak diolah sama sekali menjadi kertas. Program 1 on 1 kepunyaan APRIL yang membuat hutan observasi atau hutan lindung hampir setara dengan hutan yang digunakan untuk dijadikan kertas.

1 on 1 adalah program yang baik, yaitu setiap 1 ha lahan yang digunakan untuk pengolahan, harus ada 1 ha pula yang digunakan sebagai lahan observasi dan tidak digunakan sama sekali. Sehingga, untuk dapat menjaga komitmen dari perusahaan, APRIL terus menerus berusaha agar dapat menambah lahan observasi.

Kebakaran hutan juga menjadi salah satu kendala yang dapat timbul sewaktu - waktu. Sebagian besar kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh pembebasan lahan. Hal ini masih diperbolehkan oleh pemerintah sebagai salah satu cara pembebasan lahan yang cukup efisien. Namun, Batasan yang diberikan oleh pemerintah adalah 1 ha. Tetapi, siapa yang dapat menjamin bahwa 1 ha saja yang dibakar sedangkan semua daunnya adalah daun yang kering?

Solusi untuk masalah tersebut ada 2, yang pertama adalah dengan menyediakan pemadam kebakaran yang memadai agar kebakaran hutan dengan tujuan pembebasan lahan hanya terbatas untuk 1 ha. Namun, solusi ini sangat sulit untuk dilakukan. Sedangkan solusi yang kedua adalah, dengan tidak melakukan pembakaran hutan untuk alasan apapun. Sehingga pembebasan lahan dilakukan hanya dengan penebangan pohon biasa.

Kita bukanlah APRIL yang sudah menjadi perusahaan yang sangat besar, lantas apa yang dapat kita lakukan sebagai usaha kita dalam menjaga stabilitas iklim global? Jika kita tinggal di sekitar daerah aktivitas APRIL, kita dapat ikut berpartisipasi dengan cara menjaga hutan agar tidak terbakar sama sekali. Jika tidak ada kebakaran sama sekali maka perusahaan APRIL akan memberikan 100 juta untuk memperbaiki desa.

Lantas, kita semua yang tidak tinggal disekitar daerah operasional, apa yang dapat kita lakukan? Kita bisa memulai dengan memberikan dukungan kita dalam menjaga iklim melalui cara menanam pohon di rumah kita. Menanam tanaman tidak harus dengan tanah yang cukup lapang. Kita juga bisa melakukannya dengan keterbatasan lahan seperti menggunakan pot gantung. Dengan cara tersebut kita dalam menanam tanaman lebih dari 1 tanaman di setiap tempat tinggal kita.

Mungkin solusi yang kedua agak sulit dilakukan dan kita berpikir dampak yang diberikan sangatlah kecil. Kita tidak boleh hanya melihat hanya dari apa yang kita lakukan saja. Tetapi, coba bayangkan jika semua orang di Indonesia melakukan hal yang sama. Setidaknya akan ada 250 juta tanaman baru yang hidup. Dengan demikian, iklim global akan turut serta kita stabilitaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun