Mohon tunggu...
BonifasiusYohan Pandu
BonifasiusYohan Pandu Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa

Seorang mahasiswa teknik di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Energi Masa Depan ada di Dalam Diri Sendiri

31 Juli 2017   22:27 Diperbarui: 1 Agustus 2017   00:45 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang ingin hidup. Kehidupan seseorang jelas sangat membutuhkan energi, khususnya untuk dapat berpindah tempat. Fossil telah menjadi salah satu penunjang utama dalam energi yang digunakan dalam transportasi. Namun, bahan bakar yang berasal dari fossil tidak dapat diperbaharui dan jumlahnya sudah semakin menipis.

Menurut data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, setiap harinya, Indonesia memerlukan 1.15 juta barrel per hari. Sedangkan Indonesia hanya mendapatkan 649.000 barrel per hari. Hal ini menyebabkan adanya defisit mencapai 608.000 barrel per hari. Dan faktanya, produksi minyak tidak dapat diperbaharui.  

Sudah saatnya kita menyadari pentingnya penggunaan energi yang bersih agar generasi mendatang dapat merasakan lingkungan yang bersih pula pada masa hidupnya kelak. Banyak sekali kesempatan yang ada bagi kita untuk beralih dari energi yang sekarang kita miliki menjadi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Setiap orang di Jakarta ini, berpikir untuk berkendara setiap kali ingin bepergian ke tempat lain. Apakah itu hal yang efektif? Setiap kali kita berkendara di Jakarta, polusi udara di Jakarta semakin bertambah parah,  sehingga menyebabkan udara menjadi tidak segar.

Salah satu cara untuk mengurangi polusi udara di Jakarta yang disebabkan oleh kendaraan bermotor adalah dengan meningkatkan penggunaan angkutan umum atau kendaraan beremisi rendah seperti mobil listrik. Namun, seperti yang kita ketahui, harga mobil listrik sendiri sudah sangat mahal. Oleh karena itu, penggunaan angkutan umum merupakan alternatif yang cukup baik.

Kita bisa menggunakan sepeda ke tempat kerja seperti yang sudah dikampanyekan melalui program "Bike to Work". Tetapi, banyak sekali masyarakat yang memiliki tempat kerja yang jauh dari tempat hunian mereka. Sehingga, berkendara menjadi pilihan yang lebih mudah. Banyak sekali hal -- hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah maupun peneliti untuk mengantisipasi masalah ini.

Bahan bakar gas yang mulai digunakan untuk kendaraan, diproduksi dari sumber yang dapat diperbaharui sehingga kita tidak perlu khawatir lagi akan kehabisan bahan bakar berupa gas. Sebelumnya, bahan bakar gas diambil dari gas batubara, namun berkat perkembangan teknologi,  bahan bakar gas sekarang sudah dapat diproduksi dari bahan - bahan organik.

Sebagian masyarakat, mungkin sudah bisa mulai berpindah dari yang dulunya menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan angkutan umum. Kendaraan umum pun perlahan -- lahan diperbaiki oleh pemerintah daerah terutama di Jakarta. Bus -- bus strategis yang digunakan oleh masyarakat mulai mengalami proses pembaharuan ke arah yang lebih baik. 

Kita perlu segera beralih ke moda transportasi yang dapat langsung mengangkut masyarakat berskala besar. Hal ini juga dibutuhkan untuk kesehatan bayi yang dikandung oleh ibu hamil maupun anak -- anak yang masih berada pada masa pertumbuhan. Dampak dari udara kotor yang terhirup ada pada kondisi fisik bayi yang dikandung oleh ibu hamil,  maupun pada tingkat inteligensi anak -- anak yang menurun.

Selain itu, dengan banyaknya produksi udara kotor, membuat lapisan O3 atau Ozon yang melindungi bumi kita tercinta ini menipis. Tentu ini menjadi hal yang harus diwaspadai. Agar kita dapat mencegah penipisan terjadi, maka kita harus melakukan sebuah aksi.

Pemerintah sudah mulai menyadari bahwa masyarakat mulai mengarah ke arah yang lebih baik dengan menggunakan energi yang dapat diperbaharui. Lajur khusus sepedapun mulai diberikan di jalan raya tertentu sehingga masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai moda transportasi dan tidak terganggu dengan pengendara kendaraan bermotor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun