Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

PSSI Dibekukan, Petral Dibubarkan!

22 April 2015   20:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:47 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Aktual.co"][/caption] Di terpa kritik sampai fitnah ternyata tidak membuat Jokowi dan kabinetnya goyah.  Illegal fishing yang diperangi, Ujian Nasional yang dirubah fungsinya, bahkan sampai PSSI yang dibekukan semua memperlihatkan "sesuatu" sedang direvolusi.  Dan hari ini lebih besar lagi kejutan Jokowi untuk Indonesia Baru! Petral di bubarkan! Dahsyat, dahsyat, dahsyat! Mafia migas bisa dikatakan adalah mafia terbesar dari antara mafia yang lain.  Bertahun-tahun rakyat Indonesia dibohongi oleh "invisible hands" di sektor ini.  Petral, anak perusahaan Pertamina di Singapore, ternyata hanyalah sebuah pemborosan yang disengaja oleh banyak pihak.   Di era Jokowi ini, perlahan-lahan semua proses pemerintahan menjadi transparan.  Dahsyat, dahsyat, dahsyat!

Petral yang terbongkar adalah bagian dari Cendana group, dikatakan oleh Faisal Basri kepemilikan awalnya sbb:

"Komposisi kepemilikan sahamnya pertama kali itu 40 persen pertamina, 20 persen Tommy Soeharto, 20 persen Bob hasan, dan 20 persen yayasan karyawan pertamina," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (24/11). (sumber)

Bisa dibayangkan uang yang mengalir melalui Petral selama hampir 46 tahun terakhir.  Investigasi terbalik bila memungkinkan akan membuat korupsi hambalang seperti mainan anak-anak.  Mafia migas pasti tertawa dan mengolok "maling koq sedikit sekali".  Karena jumlah yang mungkin bocor dari setting-an Cendana beli minyak melalui Petral ini tidak bisa dibayangkan oleh nalar.  Dahsyat, dahsyat, dahsyat! Mungkin itu sebabnya Tommy Soeharto turun jadi penjual Akik, Titik Soeharto merumput di senaayan, Tutut mencoba mengambil alih "TPI" lagi.  Entahlah, cerita sebenarnya mungkin tidak pernah bisa terungkap.  Tapi yang pasti satu sumber yang membuat bangsa ini melarat sudah ditutup.  Dan sekali harus kita katakan sekali lagi dahsyat, dahsyat, dahsyat! Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun