Koalisi merah putih adalah koalisi kecelakaan yang terjadi karena Gerindra tidak memenuhi presidential threshold untuk mencalonkan Prabowo menjadi presiden di Pilpres 2014. Â Koalisi tenda besar yang membuat shock sejarah perpolitikan Indonesia dengan kawin paksanya beberapa ideologi menjadi satu. Â Gerindra dengan PKS pun tersipu-sipu tapi tidak malu dalam siasat politis untuk memenangkan Prabowo.
Untungnya skenario koalisi non-ideologis ini mampu dipatahkan rakyat melalui pemilihan langsung. Â Jokowi-JK pun menjadi pemenang dan tinggal menunggu untuk di lantik 20 Oktober 2014. Â Tapi lagi-lagi rakyat dibuat terperangah, karena ternyata koalisi merah-putih yang konon mendukung Indonesia Bangkit, tiba-tiba serentak mencoba menggolkan RUU Pilkada tak langsung. Â Demokrat melalui mendagri (Fauzi Bowo) memberi umpan kepada tim loyal Prabowo di DPR untuk bikin manuver politik yang menyakitkan rakyat Indonesia.
Koq bisa taat, apa alasannya?
Perjuangan belum final, di atas kertas RUU jahat itu akan mampu di golkan oleh koalisi yang semakin di pertanyakan kenegaraannya tersebut. Â Dan juga, rakyat masih bisa mengajukan review ke Mahkamah Konstitusi apabila wakil-wakil yang waras dikalahkan wakil-wakil yang tidak waras di sidang DPR RI.
Yang paling membuat kita semua berfikir adalah bagaimana Prabowo (dan/atau Hasyim) mampu membuat koalisi merah tapi tidak putih ini begitu setia dan loyal. Â Bahkan partai dakwah seperti PKS tampak begitu takut dengan Prabowo. Â Hebat sekali jendral satu ini. Â Apa sih rahasianya?
Akan sulit mengetahui alasan sebenarnya, tapi yang jelas adalah yang bukan alasan (lagi) mereka untuk loyal adalah:
1. Membantu Hasyim mengembangkan Kira sehingga gereja-gereja bersatu melalui organisasi sayap Gerindra ini. Â (Amit-amit jangan sampai)2. Membantu presiden terpilih Jokowi-JK untuk memenuhi janji-janji kemerdekaan. (Yang bener saja!)
3. Dipaksa oleh Prabowo dengan todongan pistol (apa mungkin sih?)
4. Dijanjikan posisi dalam pemerintahan (sudah tidak mungkin)
5. Mencintai Prabowo melebihi partai sendiri (Yeah Right!)
Masih banyak alasan-alasan yang lain,  yang secara logi tidak mungkin dijadikan alasan  mengapa parpol-parpol seperti Golkar, PKS, PAN, PPP begitu taatnya kepada komando sang Jendral.