Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak JK Kerja Saja, Jangan Ikutan Main di Golkar

26 November 2014   17:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:48 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti prediksi Golkar akhirnya kisruh.  Partai yang seharusnya sudah dibubarkan sejak 1998 sekarang ini menjadi kumpulan oportunis nasionalis.  Politikus gaek Akbar Tanjung, Agung Laksono, Fadel Muhammad, sampai bintang Lapindo Ical masih mendominasi budaya partai kuning ini.  Mengharapan pembaharuan di partai ini tanpa "pemberontakan" adalah sesuatu yang hampir mustahil.

Partai ini selalu menempel seperti benalu ke pemerintahan.  Selalu ada dalam lingkaran kekuasaan. Kisah Golkar berselingkuh dengan Demokrat  jaman SBY menjadi bukti sekaligus menjadi sebab mengapa  posisi politik Ical kuat. Ical memiliki kuasa status quo yang di backing Prabowo dan SBY.

Di sisi lain, lolosnya kader Golkar JK jadi wapres Jokowi adalah berkat sekaligus kutuk.  Berkat karena mampu memperkuat posisi Jokowi di pilpres, tapi juga kutuk karena akhirnya benalu Golkar punya jalan masuk "kembali ke kuasaan".

Kubu Ical jelas akan terus di KMP bersama Prabowo dan SBY.  Kubu Agung Laksono akan merapat ke pemerintahan, dan di sinyalir kuat JK adalah jalan politik mereka.

JK Pun sudah mengatakan secara eksplisit tentang hal itu.

"Saya yakin mereka bisa menyelesaikan dulu. Kalau memang ini (tidak selesai) ya saya akan bicara dengan para senior," kata JK di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakpus, Selasa (25/11/2014). (sumber)


Move politik JK ini agak menguatirkan. Potensi masalah yang muncul jauh lebih banyak apabila JK bermain-main lagi di parpolnya. Sementara para menteri dan pejabat tinggi Jokowi di "paksa" resign dari parpol masing-masing, JK justru bermain mata dengan Golkar lagi.

Lebih baik JK fokus kerja, lebih cepat lebih baik.  Daripada dia ikut dalam pusaran politik Golkar, atau worse kalau JK ikut memotori pecahnya Golkar untuk menggoyang KMP.   Biarkan Golkar bersama KMP tidak usah bermain mata dengan oportunis.  Analoginya, membersihkan dengan sapu kotor akan semakin sulit, sebab itu jangan kotori sapunya.  Bantu saja Jokowi membersihkan Indonesia, tidak usah macam-macam.

Pendekar Solo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun