Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengintip Masa Depan Microsoft dengan CEO & Chairman Baru

5 Februari 2014   12:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391576562825945241

[caption id="attachment_293884" align="aligncenter" width="630" caption="Satya Nadella, CEO Baru Microsoft - www.businessweek.com"][/caption] Setelah di tinggal founder fenomenal Bill Gates, Microsoft (MSFT) dengan nakhodanya Steve Balmer mampu "survive" ditengah serbuan Apple melalui I-gadgetnya, juga meledaknya mobile computing.   Setelah turunnya Bill Gates dari CEO, Microsoft terkesan tidak terlalu inovatif dalam perkembangannya.  Steve Balmer yang adalah teman lama Bill selama lebih dari 1 dekade ini selalu berada di bayang-bayang Gates.  Walaupun secara inovasi tidak berkembang, tapi secara bisnis boleh dikatakan prestasi Balmer adalah mampu menstabilkan Microsoft pasca Gates. Feb 4, 2014 sejarah baru sedang ditulis.  Bukan hanya CEO Baru di tunjuk, Chairman baru pun di angkat untuk menggantikan sang legenda hidup Bill Gates.   John W. Thomson (64th), CEO dari Symantec Corporation menggantikan Bill Gates sebagai chairman.  Para investor strategis merasakan bahwa biarpun Gates "hanya" chairman, keberadaannya masih sangat kuat untuk lahirnya sebuah inovasi baru.  Bersamaan dengan itu, seorang yang masih tergolong "anak muda" Satya Nadella (46th) yang notabene menghabiskan waktunya mengabdi kepada "agama teknologi" terbesar di abad ini, Microsoft selama 22 tahun terpilih menjadi CEO teranyar. Akankah Satya Nadella menjadi the next "Bill Gates"?  Dengan dukungan penuh dari sang Chairman, seluruh dunia menantikan kiprah CEO "keturunan India" ini.  Satya sendiri berhasil memperlihatkan prestasi di sektor busines services. Mengembangkan dari bisnis sebesar $1,5 Milyar menjadi $ 5 Milayar bukanlah hal yang main-main (sumber).  Ketika Apple, Facebook dan Google muncul sebagai raksasa-raksasa, Microsoft kembali menunjukkan magic-nya di sektor business services. Jelas Satya adalah microsft-er sejati.  Dengan pengalaman selama dua dekade bersama perusahaan software ini, Satya tidak akan mengalami "corporate culture shock".    Lalu apa yang di harapkan dari Satya kedepan? Investegasi ringan dari dua teman analis yang berdomisili di New York mengatakan demikian:

  • Satya Nadella is ok.  He is the safest choice.
  • Satya will focus more in IT and Cloud infrastructure
  • Satya is a true learner.
“I’m a learner,” Nadella says. “I think the thing that I realized is, what excites me is that I'm learning something. I can learn something about some area. I can learn something from people. I can learn something from doing things differently. And I admire that in other people, too. I fundamentally believe that if you are not learning new things … you stop doing great and useful things. So family, curiosity and hunger for knowledge all define me.”  (Sumber)

Microsoft memiliki pengalaman panjang yang memperlihatkan bahwa menjadi pertama tidak mutlak dalam dunia IT.  Tapi inovasi market adalah strategi yang tepat.

  • Microsoft Office muncul terlambat setelah Wordstar, Word Perfect
  • Windows dan PC muncul setelah apple untuk WYSWYG technology
  • IE muncul setelah Netscape
  • XL muncul setelah lotus 123
  • Visual Basic adalah versi microsoft dari BASIC
  • C# pada dasarnya adalah Java Programming Langguage Syntax
  • dan lain-lain

Sekarang terlihat Microsoft tertinggal di mobile dan internet apps, tapi track record memperlihatkan kebalikannya.  Akankan Satya Nadella membalikkan tangan keberuntungan Microsoft dan mulai menghajar Apple dengan I-nya,  dan raksasa Google di internet apps?  Kita lihat bagaimana kelanjutannya. Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun