Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kualat, UU Pilkada Menjadi Bumerang Bagi KMP

19 Mei 2015   15:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_418604" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi, Pilkada (Kompas.com)"][/caption] Pilkada serentak yang segera dilangsungkan 2016 menyisakan bom waktu bagi partai-partai berkonflik internal. PPP dan Golkar yang notabene adalah bagian dari KMP (Koalisi Merah Putih) masih belum mampu menyelesaikan PR rumah tangganya sendiri. UU Pilkada yang sempat menjadi ‘buah busuk’ akhir pemerintahan SBY sehingga melahirkan #ShameOnYou, sekarang berbalik arah menjebak sendiri pembuat UU tersebut. Dalam salah satu klausulnya, UU Pilkada menyatakan apabila ada sengketa maka kelompok yang mendapat persetujuan Menkumham atau Keputusan incraht maka kelompok itu yang mendapatkan tiket untuk mengikuti Pilkada. Klausul itulah yang diusulkan untuk direvisi oleh DPR yang dikuasai KMP. Jokowi memberikan indikasi tidak meyetujui, tapi seperti biasa DPR tetap berjalan sesuai agenda kepentingan pemangku kepentingan terbesar. Fahri Hamzah, salah satu ketua DPR, dengan lugas menyiratkan bahwa DPR ‘ngebut’ dalam membuat revisi UU ini. [caption id="" align="aligncenter" width="465" caption="skaana.com"]

skaana.com
skaana.com
[/caption] * * * UU dibuat untuk kepentingan masyarakat. UU menjadi ‘kitab suci’ dalam bernegara. Membuat UU adalah perbuatan luhur yang seyogyanya dilakukan oleh orang-orang yang ‘wanting nothing’. Apa lacur, lagi-lagi kita harus disuguhi drama memalukan dari para wakil rakyat. UU diubah-ubah seenaknya sendiri demi kepentingan. Apabila UU Pilkada pro kelompok Golkar dan PPP versi KMP, hampir pasti mereka tidak perlu repot-repot ‘lembur’. “Mereka-reka kejahatan, tapi akhirnya dipakai untuk kebaikan” itu kira-kira kalimat pas menggambarkan UU Pilkada. Dibuat untuk menguasai DPR dan menjegal Jokowi, sekarang UU yang sama membuat orang-orang ini bingung. Itulah yang disebut divine justice. Kualat? Pendekar Solo Referensi: Fahri Hamzah - Draft Sudah Rampung Jokowi Tolak Revisi UU Pilkada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun