sumber: koran.tempo.co
Koran Tempo 1/12/2015 mengusik ketentraman banyak pihak (sumber), terutama pihak-pihak yang selama ini mengira Jokowi lembek. Rekaman utuh antara  Setyo Novanto & Riza Chalid dengan Freeport dan mulai dikuak.  Dan memang menyeramkan ketika seorang pemimpin tertinggi RI di sebut KOPPIG (dalam bahasa belanda disebut keras kepala). Â
Dari sudut etika sudah terlalu jelas kesalahan Setyo Novanto sebagai pimimpin DPR, kehadiran Chalid (Baca: Riza Chalid Kunci Lingakaran Setan ) dan isi dari pembicaraan jelas melewati etika dasar seorang pemimpin yang konon sedang memperjuangkan kepentingan rakyat.
Dari sudut pandang yang lain, para kritikus dan haters Jokowi yang selalu mengatakan Jokowi lembek kena batunya dalam kasus ini. Jokowi ternyata tidak lembek, bahkan sekeras batu karang yang teguh dalam prinsip. Â Bagi para oportunis pemegang prinsip adalah orang yang keras kepala (baca: koppig) karena tidak bisa diajak kompromi. Â "Saking ngambeknya" karena Jokowi tidak bisa dibeli, keluar kata sampah koppig itu. Â
Entah apa yang MKD pikirkan lagi, untuk pembelajaran lebih baik Setyo Novanto memang harus diberhentikan.  Minimal diberhentikan sementara, dan buat kasus ini terang benderang sehingga rakyat tahu kebenaran.  Ini  timing yang tepat untuk "rumah Tuhan" dibersihkan.  Kalau suara rakyat adalah suara Tuhan, maka rumah rakyat adalah rumah Tuhan bukan? Â
Setelah MKD melakukan tugasnnya, kita tunggu Kapolri, KPK, dan Kejaksaan menyambut bola liarnya. Kita tuntaskan sekarang untuk menyongsong Indonesia yang lebih baik, Indonesia Baru.  Berharap.
Â
Pendekar Solo
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H