Â
Sebab itu seorang politisi yang benar seharusnya juga seorang negarawan. Â Negarawan selalu memikirkan kepentingan lebih besar, yaitu kepentingan bangsa daripada kepentingan golongan apalagi pribadi. Â Having said this, poin saya adalah seorang AR bukan orang bodoh biarpun kelihatan menyatakan hal-hal bodoh. Â AR adalah politisi dia memainkan kartunya untuk kembali ke panggung politik, apakah dia negarawan? Pembaca, WNI, dan sejarah bangsa ini yang akhirnya akan menilai. Â Bagi saya AR hanyalah seorang politisi piawai yang cari makan.
Â
Kekuatan Siluman
Bersama keluarga alumni HMI (Kahmi) di kediaman tokoh orba Akbar Tanjung, AR membuat pernyataan keras sebagai berikut (sumber):
"Kita semua harus tahu, ada kekuatan siluman yang kuat mendukung pemerintahan (Presiden) Jokowi (Joko Widodo) saat ini"
Pernyataan 'harus tahu' memberikan nuansa pengertian AR sudah tahu, sangat tahu, dan benar-benar tahu. Kemungkinan dia memiliki BIN sendiri yang mampu men-supply informasi ke AR secara up to date. Â Meskipun demikian, frasa 'kekuatan siluman' memperlihatkan bahwa BIN-nya AR belum bisa mendeteksi secara riil siapakah sebenarnya kekuatan dibelakang Jokowi ini. Â
Dalam pernyataan-pernyataan lanjutannya, AR hanya mampu memprovokasi dengan lagu lama 'asing' dan 'aseng'.  Setelah itu AR menyoroti secara khusus pentingnya kelompok Islam bersatu.
"Agarnggak semakin gawat, perlu agar lingkaran-lingkaran Islam ini dikumpulkan lagi. Kita harus menyatukan kelompok-kelompok Islam ini untuk menentukan arah pemerintahan,"
Dari rangkaian kalimat-kalimat politis AR bisa disimpulkan 'kekuatan siluman' yang di maksud AR adalah Asing, Aseng, A-Islam (yg kelompok bukan Islam). Suatu tuduhan yang tidak main-main dan cenderung memecah belah sekaligus jahat.
Â