doc.pri
Lemas dan tak mampu berkata-kata apapun ketika mendengar bahwa dollar tiba-tiba menjadi Rp. 15.000,-. Tahun itu sekitar 1997-98. Saat saya masih berjuang menyelesaikan program MBA di Bentley University. Berangkat dengan semangat membangun bangsa, realitas pahit itu menghadapkan saya dengan dua pilihan “sederhana” : pulang atau terus lanjutkan.
Sendiri dengan komputer yang menjadi satu-satunya harta tersisa waktu itu, saya mulai merenung arti dari tantangan yang sedang dihadapi. Masih segar diingatan, malam itu saya mendapatkan sebuah “pencerahan".
Pencerahan itu adalah sebuah kebenaran tentang keadilan Tuhan. Tuhan itu adil. Dia tidak pernah salah memutuskan. Tantangan hidup harus dihadapi dan pasti ada jalan keluar. Dari situlah timbul “aha moment”. Jalan Keluar! Jangan lihat masalahnya, cari jalan keluarnya!
Saya harus mendapatkan pendapatan dollar. Bukankah jalan keluarnya sesederhana itu? Akhirnya saya mulai searching, untuk mencari pekerjaan APAPUN .
Ternyata semua pekerjaan membutuhkan ijin permit. Maka saya segera pergi mencari ijin kerja bagi mahasiswa asing. Ternyata ada kendala juga, hanya boleh kerja di dalam kampus. Tapi, tiba-tiba ada pengumuan dari imigrasi US bahwa seluruh mahasiswa yang terkena dampak dari krisis keuangan akan di beri ijin khusus untuk bekerja, bahkan dapat mendaftar beasiswa.
Berdasarkan ijin itu, saya mulai kerja dari loper koran, jual permen, membantu menghitung uang, menjadi pianis, sambil mencari pekerjaan yang lebih profesional.
Akhirnya, jalan keluar itu saya temukan. Pendaftaran beasiswa saya diterima dan mendapat 5000 dollar, bahkan ternyata di beri tambahan dari kampus. Bukan hanya itu, di hari terakhir saya belum bisa membayar uang sekolah. Ternyata sudah ada keputusan saya harus di DO.
Tapi saat itu ada dua orang staff yang mengenal saya secara pribadi, membela saya untuk dipertahankan karena pertimbangan nilai dan karakter. Dan pas hari itu juga, secara ajaib, saya mendapatkan pekerjaan dari sebuah perusahan IT.
Happy ending. MBA saya selesai dengan baik, dan saya mendapatkan pekerjaan di dunia IT. Dan dalam 10 tahun terakhir sejak kembali ke Indonesia, pengalaman menemukan jalan keluar inilah yang membuat saya tetap bertahan meraih mimpi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI