Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gayus Sudah Dipenjara, Korban Asap Masih Ada

16 Oktober 2015   01:07 Diperbarui: 16 Oktober 2015   01:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemes juga melihat bersliwerannya artikel-artikel membahas PK, GT, dsb.  Gemes melihat tekanan yang diberikan kepada Admin Kompasiana, dan kang Pepih.  Apa yang dilakukan admin Kompasiana dan kang Pepih menurut saya sudah tepat.  Kompasiana adalah platform netral.  Tidak bisa dibawa menjadi pendukung salah satu pemikiran.

Pemikiran Pepih, dan Isjet (dua senior Kompasiana), sebagai contoh, jelas-jelas berbeda rasa, kelas, dan nuansa.  Dan keduanya bisa hidup bersama di Kompasiana.  Dari sana jelas terlihat bahwa Kompasiana "berusaha" untuk mengakomodir semua pihak. Dan itu tentunya tidak mungkin 100% berhasil.  "Tuhan" saja versinya banyak, sehingga agama beda-beda, apalagi cuma gagasan dan pemikiran.

Kalau kemudian ada yang merasa kang Pepih berpihak ke Gayus atau PK, menurut saya itu juga konsekuensi dari sebuah kepercayaan.  Suatu kali ada movie yang saya lupa judulnya, ada seorang pengacara yang membela penjahat besar di US, akibatnya keluarganya dan kantornya diprotes dan dilempari kotoran.  Ketika dia ditanya mengapa dia membela penjahat, dia mengatakan, saya tidak membela penjahat, tapi saya membela konstitusi United states of America.  Disitu saya belajar apa artinya hidup dalam negara hukum.  Tidak selalu adil, tapi paling tidak itu akan membawa ketertiban selama kita hidup bersama dalam perbedaan.

Saya tidak bisa membayangkan apabila Kompasiana ikut-ikut menjadi "aktifis koruptor" maka secara strategi akan berubah banyak. Kompasiana menjadi unik karena ada orang-orang yang beda di pasar ide ini.  Yang diminta hanyalah "sopan" dan menjadi "kode etik", sementara soal ide selama tidak melanggar konstitusi, maka tidak bisa dibanned atau diberangus.

***

Membuat sebuah kebijakan memang berbeda dengan membuat sebuah keputusan praktis.  Dan kadang memang terkesan lembek, atau terlalu keras, tergantung darimana kita melihat.  Dan pembuat kebijakan yang bijak adalah melihat semua unsur atau bahasa kerennya "stakeholder".  

Stakeholder kompasianer bukan hanya "tim hore", atau haters, atau lovers, atau penulis sakti manapun. Tapi ada grup kompas, ada pribadi-pribadi yang terlibat, ada penegak hukum, ada pembaca-pembaca yang begitu macam ragamnya, ada tim IT yang lagi mau selesain appsnya :), dsb.  

Tidak mungkin menyenangkan semua stakeholder.  Tapi paling tidak yang paling aman untuk kelanggengan Kompasiana dan juga cita-cita luhur Kompasiana kedepan.  

Saya dukung sepenuhnya Kompasiana sebagai platform netral dalam artian yang seluas-luasnya.  

Biarlah pemikiran saya ini bisa memberi kontribusi, tapi kalau tidak suka ga usah kasih komentar yang macam-macam, karena pasti saya hapus :).  Sekalian nitip pesan dari teman-teman yang baru pulang #melawanasap, daripada ribut Gayus, yuk bantu melawan asap. Kan Gayus sudah dipenjara, sementara korban asap masih ada?   (Menolak Pesimis, Anak Muda Solo Ikut Melawan Asap)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun