Beberapa waktu lalu kita melihat tayangan-tayangan TV yang bikin mual. Â Bagaimana seorang Eyang Subur (#1 Eyang SU) berisitri banyak, dan jelas-jelas mempraktekkan "perdukunan modern" disupport dan didukung artis-artis. Â "Demiii...Tuhan!". Â Â Kasih komentar pun aku ga mau karena memang menjijikkan praktek-praktek seperti itu, terlepas dari agamanya. Â Tapi, secara obyektif harus di akui, sesuai rumus pakar kepimimpinan John Maxwell bahwa LEADERSHIP is INFLUENCE, #1 Eyang SU ini seorang pemimpin luar biasa. Pengaruhnya sampai mengakar demikian rupa.
Ketika rasa mualku hampir mereda, "Demiii ...Tuuuhaaan!" Â aku menjadi mual lagi, karena hari ini aku membaca artikel-artikel di beberapa media kita "MENGENANG SUHARTO". Â Eyang SUHARTO (#2 Eyang SU) dibikinkan museum. Â Sama dengan #1 Eyang SU, #2 Eyang SU juga ternyata memiliki pengikut yang luar biasa patuh.
Agung Laksono mengaku bangga ditelpon, dan mengantar jenasah (http://news.detik.com/read/2013/06/08/155456/2267944/10/mengenang-soeharto-agung-laksono-ditelepon-beliau-saya-langsung-berdiri?991104topnews)
Coba lihat deretan partisipan menurut media diatas:
Tokoh nasional yang hadir di antaranya adalah mantan Menteri Agama Quraish Shihab dan Maftuh Basyuni, mantan Menteri BKKBN Haryono Soeyono, mantan Menteri Koperasi Soebiyakto Tjakrawerdaya, mantan Menteri Perumahan Rakyat, Cosmas Batubara, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Fuad Bawazier dan Mantan KSAD Soebagyo HS. Hadir pula Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Mendikbud M. Nuh.
Masih ingat MENPEN Orba "Harmoko", pesan khusus ke guru kunci Sukirno untuk ziarahi kuburan #2 Eyang SU. Â (http://nasional.news.viva.co.id/news/read/419223-ultah-soeharto--harmoko-ziarahi-giri-bangun)
Terus terang rasa mualku muncul lagi, tapi ini negara demokrasi. Â Selama tidak melanggar hukum sah-sah saja siapa mau ikut siapa. Â Mau ziarah siapa. Â "Demi Tuuuhan, TERSERAH!" Cuma aku juga punya hak untuk MUAL karena begitu dalamnya bangsaku dibodohi, sehingga untuk sekedar melihat begitu sulit.
Ditengah kemualan dan melihat kegelapan ini, Aku berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak MELIPAT TANGAN, tapi untuk TURUN TANGAN dengan mencoba mencerdaskan kehidupan bangsa! Â #2014 aku akan memilih presiden yang akan merubah ini semua! Â Indonesia Berdoa. Indonesia Menanti. Indonesia Baru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H