Entah apa yang dipikirkan Roy Suryo, Menpora yang ga begitu jelas prestasinya ini. Â Sementara kontingen Asian Games lagi berjuang dan butuh motivasi, yang dia bisa lakukan cuma geram akan prestasi, dan melemahkan semangat dengan mengatakan sulit masuk 10 besar karena sudah hari ketiga. Peperangan belum selesai, perjuangan sudah berhenti.
Bukan itu saja, dengan sengit dia menyerang strategi dari pelatih nasional kita, Aji Santoso.
"Meskipun ini strategi untuk memilih lawan dan tidak juara grup, tapi bagi orang yang enggak ngerti strategi akan menyakitkan. Saya pun sakit. Sebab, pemain yang diturunkan bukan lapis utama, tapi kedua," ujarnya di Padang, Selasa malam 23 September 2014. (sumber)
Beginikah seorang pemimpin? Â Untung manusia ini tidak berhasil masuk ke senayan. Â Yang sekarang saja senayan sudah penuh masalah, tidak perlu ditambah beban lagi.
***
Lebih parah lagi, pagi ini Suryo berkicau yang sangat menyakitkan dan tidak sopan bagi seorang petinggi negara. Â Bak FPI yang rasis, dia kembali menyerang Ahok secara rasis. Â Menggunakan etnis, menyinggung isu agama, sekaligus memutar balikkan sudut pandang. Â Perhatikan "mulut twit" menpora pilihan presiden SBY ini.
Tweeps, Ini Zhong Wan Xie alias BTP alias AHOK mulai SARA » Ahok Larang Potong Hewan Kurban http://t.co/h0juIFlYox & http://t.co/sd95fbfygB— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo) September 24, 2014
Dengan penekanan penyebutan nama Tionghoa Ahok, Zhong Wan Xie (etnis), Suryo mencoba menyerang kebijakan berbau agama (isu agama), dan dengan ini dia yang SARA membalikkan isu SARA di Ahok (memutar balikkan sudut pandang).
Kebencian Suryo terhadap Ahok terasa sekali masih kental. Â Apabila spirit of bitternes ini ada pada diri seorang pemimpin publik, tidak heran rakyat banyak terkena racun kepahitan dan rasisme.
Tidak sabar kita menunggu 20 Oktober dan kabinet baru, kita doakan kasus-kasus seperti ini tidak akan muncul lagi. Kabinet yang bekerja memikirkan rakyat dan takut akan Tuhan.
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H