Diperkirakan dalam 20-30 hari lagi Ahok akan mendapatkan dukungan 1 juta KTP untuk ikut berlaga dalam Pilkada 2017. Suka atau tidak, sebuah sejarah baru sudah ditorehkan dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Dan lebih ‘gila’ lagi, kedudukan Ahok akan semakin kuat dengan rencana dukungan Jokowi-Ahok Social Media Voulenteer (Jasmev) secara resmi setelah 1 juta KTP terkumpul (sumber).Â
Laju Ahok yang semakin tidak terbendung membuat para lawannya untuk befikir keras untuk menghentikannya. Parpol-parpol secara intensif melakukan komunikasi politik terbuka dan mencoba berbagai macam skenario.
Untung belum dapat diraih, hasil komunikasi politik masih buntu disana-sini. Â Kondisi yang membuat anti Ahok mau tidak mau harus menyiapkan skenario terburuk, melawan Ahok secara demokratis.
Politisasi jalur independen yang gagal, kriminalisasi Sumber Waras & Reklamasi yang berhenti, demoralisasi lewat para haters dan media yang tak berdampak menguruh lawan politik Ahok ke jalan yang mereka tidak sukai, jalan demokrasi.
***
Jalan demokrasi sebagai tikungan terakhir Ahok masih menyisakan dua pintu yang bisa dimasuki virus-virus manipulasi : 1) Verifikasi KTP 2) Penghitungan Suara.
Didua pintu ini relawan-relawan Ahok harus memikirkan sebuah sistem yang terbuka sehingga rakyat bisa ikut mengawasi proses yang terjadi. Â Khusus untuk penghitungan suara, apa yang dilakukan Ainun Najib dengan KawalPemilu.org harus dilakukan lagi.
Formulir bukti awal (C1) harus dijaga dan segera diunggah sebelum proses rekapitulasi penghitungan suara yang rawan manipulasi dilakukan.Â
Tanpa kekuatan mesin parpol, Ahok bergantung sepenuhnya dengan para relawan untuk menjadi saksi-saksi di tempat-tempat penyoblosan. Â Dan ini tikungan terakhir yang bisa digunakan untuk mengalahkan Ahok secara tidak jujur.
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H