Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Natal, Nasrani, dan Nasionalisme Kristen

21 Desember 2013   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:40 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelahiran Yesus Kristus atau Isa Almasih di luar semua kontradiksi tentang siapa orang ini, kelahirannya adalah catatan sejarah manusia.  Hampir tidak ada sejarawan yang menolak bahwa Yesus pernah lahir di muka bumi ini.  Dari kandungan seorang bernama Maria.  Dia adalah tokoh sejarah yang lahir dalam garis trah raja Israel, yaitu Raja Daud.  Lahir dan tumbuh dalam lingkungan sebuah keluarga, seperti layaknya anak-anak yang lain.

Mengapa fakta sejarah ini penting dalam mengerti arti Natal dan Nasionalisme bagi seorang Nasrani?


Ada tiga prinsip dasar kekristenan yang terkandung dalam jalur pemikiran natal, nasrani dan nasionalisme kristen.  Prinsip-prinsip dasar ini memperlihatkan konstruksi berfikir kebangsaan kristen. Inkarnasi, kasih karunia, dan trinitas adalah pokok-pokok iman kristen yang sangat bergantung dengan fakta sejarah bahwa Yesus Lahir!

Ketiga prinsip ini yang harus diterjemahkan dalam konteks kebangsaan, sehingga orang-orang kristen dapat berfungsi sebagai WNI Kristen yang konservatif dalam iman, tetapi pluralis dalam bermasyarkat, serta nasionalis dalam berbangsa.

1) Inkarnasi. Pesan yang jelas terlihat dari peristiwa Natal bagi pengikut Kristus.  Tuhan menjadi manusia dalam pribadi Yesus.  Tujuannya adalah supaya adalah manusia bisa kembali ke Tuhan. Kesetaraan Yesus dengan manusia inilah yang harus terus dipegang WNI Kristen dalam berfungsi di masyarakat.  Kasta dan perbedaan sosial adalah sesuatu yang dihilangkan dalam konsep inkarnasi.

Pelayanan yang berinkarnasi (incarnational ministry) adalah model pelayanan yang seharusnya di gunakan kristen secara pribadi maupun institusi gereja.  Dalam bahasa yang sederhana, mungkin inkarnasi bisa dianalogikan dengan blusukan-nya Jokowi.   Yang miskin, yang lemah, yang tidak bodoh, yang sakit, yang tidak mampu, dan yang tertindas, gereja dan orang percaya harus mampu TURUN dan berinkarnasi kesana dan menjadi setara dengan mereka yang papa dan hina sampai lahirnya keadilan sosial bagi republik.

2) Kasih Karunia. Konsep kasih karunia atau grace adalah konsep atau teologi yang unik dalam kekristenan yang menjadi faktor pembeda utama sistem kepercayaan ini.  Tanpa mengerti kasih karunia, tidak akan mengerti esensi kekristenan.  Kelahiran Yesus memperlihatkan pemenuhan Janji Tuhan setelah kejatuhan manusia dalam dosa di taman Allah, Firdaus.  Janji yang disebut janji induk itu memperlihatkan konsistensi Tuhan memenuji janji-janjiNya.  Janji yang diberikan bukan karena kita layak menerimanya tapi karena berdasarkan kasihNya.  Itulah kasih karunia!

Prinsip ini mempermudah kristen untuk mengerti "Janji Kemerdekaan".   Misi nasionalisme kristen adalah misi untuk memenuhi janji kemerdekaan. Baik sebagai pejabat maupun masyarakat biasa, kristen dan gereja harus terus fokus untuk aktif terlibat dalam pembangunan Manusia Indonesia. Bukan karena dibayar, atau dipuji, atau di lihat tapi karena RELA.  Itulah semangat RELAWAN yang ditujukan Yesus di peristiwa Natal, yang harus dimiliki semua pengikut-pengikutnya.

3) Trinitas. Teologi trinitas adalah teologi yang sering di salah artikan dalam melihat kekristenan. Bahkan dikalangan kristen sendiri.  Untuk mengerti hal ini secara sederhana bisa dimulai dengan pengertian bahwa Tuhan sebagai causa prima, penyebab yang paling utama, adalah Tuhan pencipta alam semesta.  Karena Tuhan adalah pencipta yang terutama, Tuhan menjadi model utama dalam semua yang di alami manusia.

Pemikiran Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity, maupun E Pluribus Numus sebenarnya adalah pemikiran-pemikiran yang berasal dari model trinitas.  Berbeda tapi satu.  Setiap manusia itu berbeda DNA-nya, tapi satu ras manusia.  Berdasarkan hal ini, orang-orang Kristen dan gereja haruslah menjadi orang-orang yang sangat mengerti hidup dalam perbedaan sekaligus kesatuan. Setiap kelompok mewakili fungsi bukan sekedar kepentingan.  Ketika semua fungsi itu bekerja, maka lahirlah sistem kebhinekaan.  Perbedaan fungsi bukan perbedaan kepentingan itulah semangat nasionalisme kristen.

Menyongsong pesta demokrasi 2014 bagi lahirnya Indonesia Baru.  Biarlah semangat Natal 2013 membangkitkan semua teman-teman Nasrani semangat Nasionalisme, sehingga memberkati bangsa Indonesia tanpa perbedaan.  Selamat Natal 2013 dan Tahun Baru 2014!

Pendekar Solo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun