Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belum Semua Kartu Jokowi Terbuka

16 April 2014   09:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:37 4356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemampuan Jokowi memimpin adalah salah satu dari sekian banyak serangan ke tokoh fenomenal ini.  Kita membutuhkan pemimpin yang tegas, minimal perlu seperti Ahok wakilnya, dan berbagai macam hal lainnya yang mempertanyakan kepimpinan Jokowi terbuka.

Bagi yang benar-benar mengikuti perjalanan kepimpinan Jokowi dengan obyektif tidak akan berani mengatakan Jokowi adalah pemimpin biasa-biasa.  Untuk bisa bermain di dalam tubuh partai PDI-P saja, tidak semua orang yang mampu.

Sehingga tidak sedikit pendukung PDI-P yang migrasi ke partai lain karena tidak kuat "nunggu giliran nyaleg".  Jokowi mampu melewati itu semua, bahkan "memaksa tanpa sengaja" seorang Megawati untuk mencapreskan dirinya. Hal tersebut dikarekanakan dsakan masyarakat  yang tidak dapat di bendung lagi.

Pakar kepemimpinan John Maxwell selalu mengatakan "Leadership is Influence".  Suka atau tidak suka, Jokowi memiliki pengaruh yang fenomenal.  Semua lawannya sekarang adalah "muka-muka" lama yang notabene sudah puluhan tahun di politik.   Dalam 9-10 tahun terakhir Jokowi mampu melewati mereka semua.  Itu fakta yang menyakitkan bagi lawan-lawan politiknya.

Bukan hanya pengaruh, banyak yang tidak tahu keberanian Jokowi dalam mengambil keputusan.  Seperti dalam teori kepemimpinan diajarkan,  kualitas seorang pemimpin bisa dilihat dari cari dia mengambil keputusan.   Move dia menggandeng Nasdem adalah salah satu keontetikan "jurus Jokowi".  Perhatikan dia hanya menyambangi 3 partai Golkar, Nasdem, dan PKB.

Dan langsung dapat kepastian dari Nasdem tentang dukungan terhadapa ide dan gagasan "Koalisi berdasarkan platform dan ideologi" Lawan-lawan politiknya takut untuk menerima kenyataan bahwa Jokowi tidak selemah yang dibayangkan.  Bahkan kembali Jokowi menekankan sebagai berikut:

"Kalau Nasdem satu saja cukup, ya sudah. Kita itu harus punya keberanian untuk melakukan itu. Kalau ndak kita begini terus. Bagi-bagi kursi," ujar Jokowi (Sumber)


Sebagai sesama orang Solo, saya mengerti benar kalimat ini artinya apa. Inilah Jihad ala Jokowi!Jokowi tunjukkan apa itu integritas dan keberanian seorang pemimpin.   Resiko kalimat diatas adalah Jokowi di keroyok seperti waktu di Jakarta Baru.   Tapi seorang pejuang tak gentar mempertahankan nilai-nilai luhur sebuah perjuangan.

Belum semua kartu Jokowi terbuka.  Ide dan gagasan yang di pertanyakan, kemampuan internasional yang diragukan, gaya kepimpinan yang di lecehkan, semua justru akan berbalik menjadi kartu as Jokowi.  Yang nampak sebagai kelemahan Jokowi, itulah kekuatan Jokowi yang sebenarnya.  Sebagai tambahan insight, apabila pembaca mengerti ilmu taichi pembaca akan mengerti kepemimpinan Jokowi.

*** Seri Artikel Kepemimpinan & Manajemen Jokowi  (1) ***

Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun