Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Alumni ITB Berkicau, Demo Mahasiswa ITB Dipertanyakan

20 April 2014   01:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik demo mahasiswa ITB akan kuliah umum Jokowi terus bergulir.  Memang tidak semua ikut berdemo, tapi Keluarga Mahasiwa ITB (KM ITB) sendiri ternyata yang ada di depan.  Biarpun "cuma ratusan" tidak bisa lagi disebut menggeneralisasi, mereka resmi mewakili mahasiwa ITB.


Pers Mahasiswa ITB menayangkan ke You Tube sekilas reportase kejadian (lihat).  Disana terlihat M. Jeffry Grianza sang ketua sendiri yang berorasi.  Jadi ini gerakan "kecil tapi resmi" dari KM ITB.

M. Jeffry Giranza - Sumber Youtube

Melihat video resmi di  youtube tersebut, akan terasa terasa sekali hilangnya suasana akademis yang ada adalah suasana premanisme. Apakah ini masih dianggap subyektif mengatakan ada yang salah dalam pengajaran berpolitik di ITB?


Gerakan cepat balik para alumni ITB yang mendeklarasikan dukungan ke Jokowi memperlihatkan Ketidaksetujuan kakak-kakak ITB para mahasiswa pendemo ini (511 Alumni ITB Tandatangani Deklarasi Dukungan Pemenangan Jokowi).  Bahkan para alumni ITB juga menantang KM ITB untuk menolak acara yang akan mereka lakukan di waktu dekat dengan ketum-ketum partai yang lain (Mahasiswa ITB Ditantang Tolak Capres selain Jokowi ).


Dinamika ini jelas memperlihatkan KM ITB sudah bermain politik dengan memelintir isu kuliah umum Jokowi menjadi politisasi kampus.  Dan mereka "berhasil" menjadikan hal ini menjadi isu nasional.  Tapi yang tidak mereka sangka adalah, serangan balik yang terjadi justru merugikan gerakan mereka.  Sekarang mau tidak mau ITB akan semakin di amati lebih banyak orang.


@YanuarNugroho alumni ITB teknik industri dan salah satu dosen terbaik waktu di Manchester sekaraf staf khusus kepresidenan di MDGs di kultwitnya mengatakan sbb:

Kemudian dengan #ITB Yanuar Nugroho memberikan kultwit yang menarik tentang Intelektuak Organik vs Intelektual Tradisional menurut teori Antonia Gramsci.  Lengkapnya bisa dilihat di TL beliau.


@IwanPranoto Prof. Dr. Iwan Pranoto adalah dosen matematik FMIPA ITB.  Menyindir mengatakan sbb:

Boleh di pelajari di TL kampiun matematik Indonesia ini.  Kristis dan jelas tidak berpihak.  Tapi pesannya jelas, menyayangkan pola pikir (baca: intelektualitas) dari mahasiswa-mahasiwa penyuka demo yang sayangnya adalah anggota KM ITB sendiri.


@fadjroel calon presiden independen yang sangat vocal di twitterland, dia memaparkan pengalamannya selama jadi aktivis di ITB dan harus di buang ke nusakambangan.

Pembelajaran untuk "adik-adik" ITB yang harus segera di follow up.  Menuduhkan "politisasi kampus" sementara jelas tersurat maupun tersirat bahwa KM ITB sedang memainkan kartunya.  Pertanyaannya adalah siapa yang memainkan adik-adik ini.   Lulusan SMA mereka orang-orang "yang netral" sekarang lulus belum, mereka sudah bermuatan politis.


Jelas yang lebih antusias menyambut Jokowi di ITB lebih mayoritas, tapi karena demo ini adalah pernyataan resmi KM ITB, maka politisasi kuliah umum Jokowi tak terhindarkan.


— Enda Nasution (@enda) April 18, 2014

Sebagai konklusi, baik itu murni memang atmosif premanisme yang merebak, atau benih radikalisme yang mencuat, atau sesederhana ketidakmengertian sesaat, demo Mahasiswa ITB yang dimotori KM ITB ini biarlah menjadi studi kasus bersama.  Untuk mempelajari fenomena "mengapa anakku berubah di kampus?" Kampus yang seharusnya membawa anak-anak dan adik-adik kita bermoral dan intelektual ternyata ada potensi tidak aman lagi.  Waspadai!


Penulis setuju dengan ketiga alumni ITB diatas bahwa Kampus tidak bisa menjadi "menara gading intelektual" dan harus bisa menghasilkan orang-orang logis yang bermoral. Kampus justru harus berpolitik tapi dengan basis moral dan intelektual sehingga bisa berguna bagi masyarakat.


Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun