2009 menghasilkan Setgab (sekretariat gabungan) yang isiniya Golkar, Demokrat, PPP, PAN, PKS dan PKB. PDI-P dan Gerindra menjadi oposisi dalam 5 tahun terakhir. Â Bayi dari perkawinan PDI-P dan Gerindra yang terajaib adalah Jakarta Baru melalui Jokowi-Ahok.
Perjuangan Jokowi-Ahok yang di keroyok selama pemilihan Gub/Wagub DKI menjadi cerita epik sejarah yang tidak akan terlupakan. Â Bahkan sampai sekarang terus bergulir. Â Langkah Jokowi menuju Ri-1 semakin dekat. Sementara itu langkah Ahok menuju Gub DKI1 Â menjadi otomats.
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan selama 5 tahun terakhir PDI-P dan Gerindra berhasil menjadi oposisi yang menarik hati rakyat, sementara itu bisa dikatakan sesuai daa SBY telah gagal total dengan setgabnya.
Yang menjadi menarik adalah setelah akhirnya dua partai oposisi berhadap-hadapan, terlihatlah muka sebenarnya dari masing-masing partai.
Dengan "Koalisi Tanpa Syarat"-nya tim PDI-P didukung oleh satu dari bagian setgab SBY yaitu PKB cak Imin. Sementara itu, Gerindra didukung oleh HAMPIR SEMUA anggota Setgab. Â Bisa dikatakan Koalisi Prahara (Prabowo-Hatta) adalah kelanjutan dari Koalisi Setgab SBY yang sudah terbukti gagal.
Bahkan dengan eksplisit dalam deklarasinya Koalisi Prahara menyatakan akan melanjutkan program-program SBY.
Alasan apa yang membuat Prabowo-Hatta akan berhasil melanjutan program SBY yang sudah terbukti gagal dengan tim yang sudah terbukti gagal? Â Dan apa alasan Prabowo-Hatta "tiba-tiba" sejalan dengan orang-orang yang selama 5 tahun di kritik dan di oposisi?
Jawabannya adalah tidak ada alasan apapun karena bagi koalisi Prahara ini yang penting MENANG Pemilihan dulu, soal memerintah nanti diatur belakangan. Â Jadi bisa disimpulkan apabila Prahara memenangkan pemilu, Indonesia akan mengalami chaos kekuasaan di tingkat elit.
Ical, Mahfud, Anis, "penerus SDA", dan jangan lupa Rhoma Irama, Ahmad Dhani, dll semua akan antri di depan kantor kepresidenan minta jatah kursi. Â Suatu prediksi masa depan yang harus dihindari untuk melahirkan Indonesia Baru.