Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pileg vs Pilpres: Perbedaan Reaksi SBY Tentang Quick Count

10 Juli 2014   15:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:46 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi rakyat, QC adalah anjing penjaga yang menguntungkan. Perhitungan di KPU, gelap gulita cara prosesnya.  Bisa 1001 macam hal terjadi.

QC tidak kredible? Apabila dilakukan secara statistis yang benar, QC adalah 100% kredible.

Apakah QC bisa dimainkan? Bisa.  KPU saja bisa, apalagi QC.  tapi kalau memainkan 11 lembaga survey itu hampir tidak mungkin.  Independen survey ini yang membuat rakyat yang mendapatkan proteksi hak suaranya.

Bagaimana kalau hasil QC beda jauh dari Real Count? Inilah yang harus dikawal.  Pilpres bukan pertandingan sepakbola yang setiap detik bola bisa berubah.  Pencoblosan SUDAH SELESAI.  Tidak mungkin ada penambahan atau pengurangan (kecuali pilpres ulangan dibeberapa TPS).

1 hal lagi, 2004 dan 2009, kita mengetahui kemenangn SBY juga dari Quick Count.   Mengapa sekarang harus dibesar-besarkan? Jawaban logisnya, setelah bertahun-tahun berambisi jadi presiden dan kemudian kalah dengan tragis membuat secara psikologis DENIAL.  Dan itu diperparah dengan orang-orang sekelilingnya yang mengkompori kearah denial.

Kita doakan bersama, supaya yang kalah bisa menerima realitas sepahit apapun.  Dan SBY beserta jajarannya tidak intervensi ke KPU, dan segera memberikan jaminan keamanan ke masyarakat.  Bukan mendiamkan.

Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun