Akhirnya di penghujung karirnya, SBY harus tetap menentukan posisi caturnya. Â Biarpun "denial mode" selalu dipakai, sejak awal SBY memang lebih condong mendukung KMP. Â Tapi, posisi kuat Jokowi membuat dia akhirnya bermain di dua kaki. Permainan dua kaki tidak bisa selamanya di mainkan, sebab itu SBY membuat exit plan yang seperti biasa penuh pencitraan dan konspirasi.
Perppu & Bursa Pimpinan MPR Menjadi Exit Plan SBY
SBY mengamankan posisi Demokrat di DPR dan MPR menggunakan strategi Pilkada tak langsung. Â Hal ini bukan dugaan, tapi kalimat langsung dari SBY melalui twitter akunnya hari ini 6 Oktober 2014.
PD bersedia bersama2 di DPR & MPR, jika KMP mendukung Perpu Pilkada Langsung dgn Perbaikan yg akan saya terbitkan. *SBY*— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 6, 2014
Sekitar pkl 20.00, saya terima lembar kesepakatan utk (1) Kebersamaan di DPR & MPR; (2) Dukung Perpu Pilkada Langsung dgn perbaikan. *SBY* — S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 6, 2014
Dengan terbuka SBY mengakui bahwa ada deal untuk menggolkan Perppu pilkada langsung dengan KMP dan membuat deal bahwa Demokrat mendukung KMP di DPR dan MPR.
Skenario SBY ini seperti biasa sangat licin karena dengan demikian SBY dapat beberapa poin politis:
1. Seakan-akan baru bergabung dengan KMP "sekarang". Â Padahal memang dia sudah bermain sejak awal.
2. Melemparkan bola panas Pilkada tak langsung ke KMP, sehingga yang diharapkan rakyat hanya menyerang KMP, dan dia bebas menikmati hidup paska presiden.
3. Mendapatkan posisi di DPR dan MPR dengan modal kecil. Â Devide et Empera dimainkan dengan baik oleh SBY. Â PDI-P cs dan KMP dimainkan seperti Yoyo. Â Hebat bukan?
Masih di twitnya, SBY masih mencoba mencari muka dengan PDI-P.
Ada juga yg khawatir jika justru PDIP yg tolak Perpu itu. Mestinya tidak, justru PDIP inginkan Pilkada Langsung, bukan Pilkada DPRD. *SBY*
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!