redstar5.com
Bangsa ini adalah bangsa yang besar tapi belum terurus dengan baik. Â Reformasi 1998 adalah suatu titik awal sebuah perubahan panjang yang sampai hari ini kita kerjakan. Â Perubahan dari Orba ke Orde Reformasi tidak sefrontal Orla ke Orba. Â Akibatnya jelas, tidak ada totalitas perubahan. Â Dan hal itu sebuah pilihan sejarah yang sudah bangsa ini ambil. Perubahan yang gradual. Sisi baiknya, perubahan step by step ini tidak berdarah dan relative smooth. Sisi buruknya, belum semua berhasil dirubah dan menjadi bahaya laten yang bisa kembali muncul. 1 dekade terakhir perubahan yang terjadi adalah perubahan yang semu. Â Analoginya adalah seperti orang yang bersih-bersih kamar tapi semua kotoran dimasukkan dibawah karpet. Â Kotoran tidak buang, cuma disembunyikan. Seluruh lini birokrasi dan institusi sudah tercemari dengan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Â Mulai dari eksekutif, legislatif, bahkan yudikatif semua berselingkuh dengan swasta untuk memperbudak rakyat. Â Rakyat selalu menjadi korban. Â Ironis.
***
Lahirnya momentum perubahan yang sangat keras tahun lalu bagaikan lampu kecil yang menerangi ruangan yang sangat gelap. Â Sebuah harapan baru muncul. Â Ketika lampu itu menyala, semua orang terkejut karena ternyata ruangan itu sangat kotor sekali. Â Lebih kotor dari yang dibayangkan. Orang-orang tidak sempat lagi untuk menyembunyikan dibawah karpet. Â Bahkan lebih parah, karpetnya ikut diangkat dan kotoran-kotoran yang selama ini membuat sakit seisi rumah ada disana. Tapi anehnya, karena sudah terbiasa hidup dengan kotoran yang mau dilakukan adalah mematikan lampu, bukan membersihkan kotoran. Â Ajaib.
***
Dalam kegelapan semua tidak terlihat. Masalah tidak muncul. Tapi ketika terang itu dihidupkan maka akan terlihat semua KOTORAN yang selama ini ada. Itulah yang terjadi dibangsa ini. Sudah begitu lama kita hidup dalam kegelapan, ketika pertama kali lampu bangsa ini dihidupkan, maka seluruh kotoran terlihat. Jangan salahkan lampunya, tapi bersihkan ruangannya. Yang kita harus lakukan adalah ikut menyalakan terang supaya kotoran-kotoran yang lain semakin kelihatan. Bukan ikut-ikutan bloon dengan mengutuki kotoran. Ini kesalahan kolektif bangsa ini yang tidak pernah mau‪#‎hidupbenar‬ Untuk memulai sebuah revolusi kebudayaan kita harus melewati babak-babak radikal. Stop Cursing, Start Blessing! ‪#‎IndonesiaBaru‬ Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H