Pernah dengar Zero Waste? Yup, bebas sampah. Para pegiat Zero Waste, sore tadi (30/10) berdiskusi seru untuk melangkahlanjut gebrakannya di tengah publik untuk Bandung Juara. Salah satu lembaga pegiat, yaitu YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi) memaparkan program terdekatnya yaitu Pelatihan Zero Waste Lifestyle. Ini adalah upaya mendorong terjadinya Zero Waste Home, pendekatan pengurangan sampah dari rumah. Gerakan ini dibangun atas visi bahwa sebagian besar pengelolaan sampah bisa diselesaikan di rumah. Pada skala makro, akan terjadi sistem pengelolaan sampah yang efisien dan rendah jejak ekologisnya. Sangat organis, zero waste merupakan pencerminan keadaan tidak adanya sampah; yang ada adalah daur alam tanpa henti dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber energinya.
Pegiat lainnya adalah Komunitas Zero Waste. Nah, mereka ini yang baru saja menghebohkan Car Free Day Dago pada hari Minggu lalu (27/10) dengan menerjunkan 200 relawan whistleblower jaga kebersihan, TSP (Tahan Simpan Pungut), lengkap dengan happening art dan panggung ramai untuk mengajak warga Bandung cinta bersih bebas sampah. Aksi mereka di CFD akan berlanjut hingga 22 Desember 2013 dan selanjutnya merambah kawasan lain, menebar 'virus' bebas sampah.
Satu lagi, praktisi penanggulangan bencana ACT (Aksi Cepat Tanggap), berbagi success story ketika menginisiasi Jakarta Green and Clean yang kini dalam 7 tahun perjalanannya, sudah menjadi gerakan masif di 1.200 RW. Kuncinya ternyata memang musti bottom-up. Inisiator memberikan stimulan, yang bergerak sesungguhnya adalah warga. Peran relawan pendamping menjadi dashyat karena mereka menjadi agen perubahan bagi komunitas warga dampingannya di tiap kawasan. Relawan-relawan ini difasilitasi oleh MRI (Masyarakat Relawan Indonesia). Mereka kini menjadi para narasumber terbaik yang memberi best-practice tentang pengelolaan sampah hingga menjadikannya produktif. Sampah organik menjadi pupuk terbaik untuk tanaman yang menghijaukan lingkungan warga. Dan sampah anorganik dikelola hingga menjadi produktif dan bernilai ekonomis di Bank Sampah. Pencapaian Jakarta Green and Clean adalah buah dari sinergi ideal: peran warga masyarakat, regulasi Pemerintah tentang CSR sehingga Unilever terlibat sebagai program founder dan menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini, keterlibatan media -- Harian Republika dan Jaringan Delta Female Indonesia -- serta tentu saja program operator yang dimainkan ACT bersama relawan-relawannya yang terhimpun di MRI.
Bandung, pernah terdengar menyelenggarakan BGC (Bandung Green and Clean). Namun seperti diakui oleh para stakeholder program tersebut, pencapaiannya tidak setinggi harapan. Suasana kerja sama yang belum terbangun maksimal dan keterlibatan minimal dari warga masyarakat menjadi catatan penting agar ke depan, model gerakan pengelolaan sampah sekaligus menjadikan lingkungan hijau ini bisa berhasil.
Masih beberapa komunitas lain berbagi pengalaman untuk memulai mudah Zero Waste Lifestyle di Bandung. Ternyata tidak perlu repot belajar ke negara-negara lain yang sukses mengelola sampah. Untuk menjadikan negeri sendiri bersih rapi cakep, cukup niat kuat dari diri sendiri untuk memulai. Bilapun perlu pendampingan dan transfer ilmu, ada pelatihan-pelatihan yang mudah dicerna dalam waktu 3 jam saja.
Sudah cukup banyak contoh warga Bandung yang mengimplementasikan Zero Waste Lifestyle. Kalau ini mudah, tinggal ditularkan pada warga lainnya dan jadikan lifestyle ini masif. Bandung Juara Bebas Sampah, bukan impian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H