Mohon tunggu...
Hannoeng MNoer
Hannoeng MNoer Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lepas dan sutradara

Selanjutnya

Tutup

Film

"Otong Lalo, Jatuh Bangun Bintang Sinetron Komedi"

30 Oktober 2021   23:11 Diperbarui: 31 Oktober 2021   00:03 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini ada sebuah sinetron serial yang tayang setiap hari, judulnya "Tukang Ojek Pengkolan' atau TOP, sebuah karya Aris Nugraha. TOP hadir setiap hari diantara tayangan-tayangan bertema percintaan dan remaja. Kekuatan cerita dan kualitas para pemain membuat serial ini mampu berkompetisi dengan sinetron-sinetron yang ada. Bahkan ketika sinetron-sinetron lain harus tutup-buku menyelesaikan masa penayangannya, TOP justru makin berkibar, dengan jumlah tayangan hampir mencapai 3000 episode. Rasaya belum pernah ada serial sinetron di Indonesia yang bisa memiliki pencapaian seperti itu. Bahkan pada ajang Indonesian Television Award 2021 lalu serial TOP mampu meraih penghargaan.

Salah seorang pendukung TOP adalah H. Otong Lalo. Pelawak senior ini menjadi salah satu ikon yang paling ditunggu oleh pemirsa, mengingat uniknya peran yang ia mainkan, yaitu Babe Naim. Babe Naim adalah prototype orang Betawi yang masih tetap berdiri tegak di tengah gebalaunya perkembangan sebuah kota megapolitan seperti Jakarta, dengan tetap memegang teguh nilai-nilai budaya Betawi. Tentu saja pengalaman panjang sebagai pelawak dan pemahaman yang kuat atas budaya Betawi lah yang membuat Otong mampu memerankan Babe Naim dengan sangat baik.

Otong Lalo adalah gambaran besar dari bagaimana seorang pelawak senior mampu menjalani seluruh sejarah karirnya dengan sangat konsisten. Ia yang di tahun 80-an pernah menjadi komedian terkemuka, salah satunya lewat ajang lomba yang diadakan oleh komunitas humor paling bergengsi saat itu, seperti Srimulat,  membuktikan betapa kuatnya kualitas humor yang dimilikinya. Jadi kalau sekarang bermunculan para komika atau stand up comedy, Otong justru telah melakukan jauh sebelumnya, meski saat itu namanya lawak tunggal, bukan stand up comedy.

Otong memang banyak mengikuti lomba, untuk mengasah sekaligus menguji kemampuannya. Rata-rata ia berhasilmenjadi juara pada lomba yang diikutinya. Tercatat misalnya Lomba Cerita Betawi (TMII/1980), Sahibul Hikayat (TIM/1983), Lomba Lawak SMA Se-DKI Jakarta (Pekan Raya Jakarta/1982), Lomba Lawak Pasar Seni (Ancol/1983), Lomba Lawak Radio Cakrawala (1983), Lomba Lawak Srimulat (1985), Lomba Lawak Mini Kata (1989) dan banyak lagi. 

"Ane udah ngalamin jatuh bangun di dunia lawak. Banyak temen seangkatan ane yang udah nyerah, tapi ane tetap berusaha untuk survive. Ane yakin sih Allah akan kasih jalan, cuman masalah waktu dan kegigihan ane berjuang aja." kata Otong ketika ditemui di lokasi shooting TOP di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Perjalanan karir Otong memang bisa dibilang luarbiasa, dalam konteks konsistensinya. Ia ada di dalam seluruh perubahan trend industri hiburan di televisi, dimana begitu banyak pelawak senior yang terpaksa mengakhiri karir karena merasa sudah tak lagi dibutuhkan oleh dunia industri hiburan. Otong justru tetap memegang teguh niat yang ia ungkapkan saat masih sekolah berpuluh tahun lalu, yaitu menjadi pelawak.

"Banyak temen ane yang lari ke bidang lain, kayak bisnis atau apa. Ane nggak bisa. Ane ngeras bidang ane ya di kesenian, terutama lawak. Ane terus aja bertahan," kata Otong lagi. "Alhamdulilah keluarga ngedukung penuh komitmen ane. Padahal sih ane tahu kayak apa susahnya waktu itu. Nggak mampu cari uang untuk sekolah anak-anak, misalnya. Tapi ya Allah Maha Pengasih. Alhamdulilah ada aja jalan untuk bisa sekolahin anak-anak, sampai semua lulus."

Diantara para pelawak yang mundur dari dunianya, Otong masih melihat ada juga yang tetap bertahan. Misalnya, Tarsan Srimulat. Menurut Otong, "Pak Tarsan itu pelawak yang luarbiasa dedikasinya kepada dunia lawak. Sejak zaman ane masih ikut lomba beliau sudah jadi juri, sudah eksis di dunia lawak Indonesia, sampai sekarang."

Pencapaian Otong saat ini pastilah sekurangnya karena dua hal, yaitu kepercayaan dan konsistensi. Kepercayaan, berhubungan dengan rumah produksi yang sangat menghargai kemampuan dan disiplinnya, sementara konsistensi berhubungan dengan komitmen dan dukungan keluarga.

"Mungkin ane secara popularitas dan ekonomi sekarang ini jauh lebih baik dibanding sekian tahun lalu, waktu ane masih terpuruk. Tapi bukan itu concern ane. Ane lebih mikir satu hal aja, bahwa di sekeliling ane masih ada orang baik, orang-orang yang masih percaya bahwa ane punya kemampuan. Tapi lebih dari semuanya, karena Allah sayang sama ane," ujar Otong dengan penuh keharuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun