Mohon tunggu...
Hony Lov3ly
Hony Lov3ly Mohon Tunggu... -

my name's hannie born in sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Wajah Dewi Malam

13 Maret 2015   18:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426265541818054354

[caption id="attachment_402662" align="aligncenter" width="512" caption="http://aksara-kembara.blogspot.com"][/caption]

Bulan ini memasuki awal tahun, ketika tiba saat yang pernah di impikan, namun pengharapan itu seperti mengambang dalam bayangan kabut kabut, yang terapung dalam kelabu nya awan dini hari.

Menggantung kepada purnama yang bersari, membiaskan cahaya nya ke dalam telaga, pada saat kaki berayun menuruni anak tangga melangkah, menyusuri jalanan kecil, sembari menepis daun daun basah, yang menyentuhi tubuhku.

Salak anjing menggonggong terdengar sayup di kejauhan, dalam benak terbayang seorang perempuan yang memakai gaun putih panjang, berdiri pada satu sisi pohon yang rimbun dedaunan, seperti cerita mistis yang sering ku baca.

Langkah ku terhenti pada tepi sebuah telaga, terlihat bulan menggantung di langit malam, melengkung menghiasi keindahan dalam panorama alam yang senyap.

Angin mendesau berbisik pada telingaku, ketika kabut dingin menyeranta tubuhku, begitu dingin menusuki kulit.

Aku terdiam memandang panorama yang begitu indah di depan mataku, ada percik rindu yang meretas di dalam lubuk kalbuku, "ach, perasaan ini menggebu,"..,tak kuasa ku tepis walau sewindu telah berlalu.

*
Waktu tak lagi memberiku putaran yang sama, walau pun dia berotasi sepanjang hari, jam, menit, dan detik, tak bisa mengembalikan semua yang ku miliki, pada saat masa masa bahagiaku, kini hanya berakhir di ujung gelisah tak menentu, yang setiap waktu selalu membayangiku.

Resah menyambangi hatiku, tatkala kulihat sinar purnama menyelinap di balik mega, " oh.., seperti itulah rasaku, yang sekian tahun bersembunyi dalam kabut ketidakbahagiaan", perjalanan hidupbyang ku lalui.

Angin dingin menyeruak datang menyapu wajahku, dalam remang samar gaunku melambai, ada silet cekam yang menurih sebahagian perasaanku, kala telaga meriak aku terpukul, dalam hening malam yang seakan menyanding desahan kelam.

Bulan ini menggambarkan siluet kedinginan, dalam december berkabut, aku masih terpaku di ruang waktu, yang enggan beranjak dan melepaskanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun